Titiek Soeharto Ingatkan Pemerintah Tak Intervensi Munaslub

Wakil Ketua Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat, Siti Hediati Hariyadi alias Titiek Soeharto.
Sumber :
  • VIVAnews/Daru Waskita

VIVA.co.id – Politikus Golkar Siti Hediati Harijadi atau sering disapa Titiek Soeharto berharap tidak ada intervensi dari Istana di pemilihan ketua umum baru Golkar di Munaslub Bali.

Munaslub Golkar Bisa Digelar Sebelum Akhir Desember 2017

"Kita kan partai besar, kita lagi munaslub, jangan ada intervensi. Biarlah nanti pemegang suara yang memilih menentukan siapa yang terbaik buat Golkar, toh ini juga hanya tiga tahun," kata Titik di lokasi Munaslub Golkar, Bali, Minggu malam, 15 Mei 2016.

Menurut Titiek, yang paling penting adalah bahwa ketua umum partai Golkar adalah sosok yang mau bekerja, bisa melakukan rekonsiliasi dan tidak bermasalah secara hukum.

Soal Maju Caketum, Aziz Syamsudin: Saya Tergantung Partai

"Yang kita takut kan kalau Golkar itu dipimpin oleh kader yang bermasalah. Kan kita bisa repot jadinya, pasti partainya kebawa-bawa juga," ungkapnya.

Mengenai kabar pesan Istana yang meminta ketua umum Golkar tidak rangkap jabatan, menurut putri mantan Presiden Soeharto tersebut, bukan hal yang substantif. Sementara kemarin, Minggu 15 Mei 2016, Menko Polhukam Luhut Pandjaitan memang kembali mendatangi Munaslub Golkar hingga malam hari.

Sayap Ulama Golkar Desak Novanto Mundur dengan Ikhlas

"Kalaupun rangkap jabatan tak masalah kan ada wakil-wakilnya," kata dia lagi.

Wakil Ketua Komisi IV DPR ini meminta agar para pemilik suara dalam Munalub 2016 benar-benar bisa menggunakan hak suara dengan cermat dan memilih figur yang tepat.

"Kalau kita dapat pemimpin yang baik dan tidak bermasalah, ke depan Golkar bisa maju, bermanfaat bagi masyarakat dan bisa meneruskan cita-cita pendirinya," kata Titiek.

Priyo Budi Santoso.

Priyo Tolak Airlangga Hartarto Dipilih Aklamasi dalam Pleno

Priyo meminta pemilihan dilakukan lewat Munaslub, bukan pleno.

img_title
VIVA.co.id
15 Desember 2017