Airlangga Hartarto Cemaskan Wacana Aklamasi Pemilihan Ketum
- VIVA.co.id/Ezra Natalyn
VIVA.co.id – Bakal calon ketua umum (caketum) Partai Golkar, Airlangga Hartarto, khawatir dengan adanya wacana aklamasi dalam Munaslub Golkar kali ini. Airlangga karena itu mengajak semua kandidat turut mengawasi proses pemilihan yang akan berlangsung pada Senin, 16 Mei 2016.
"Kita harus mengawasi bersama agar jangan sampai ada skenario aklamasi," kata Airlangga di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Bali, Sabtu 14 Mei 2016.
Menurut Airlangga, strategi aklamasi memang bukan hal mustahil jika mengacu pada AD/ADRT Partai Golkar.
"Dalam AD/ART itu apabila caketum mendapat suara 50 plus 1 di arena munas setelah voting," ungkapnya.
Bakal calon ketua umum dengan nomor urut tiga ini menduga bahwa skenario aklamasi dapat terjadi saat DPD I dan DPD II sebagai pemilik hak suara menyampaikan pandangan umum. Dalam proses tersebutlah, maka DPD bisa langsung menyatakan dukungan mereka kepada salah satu calon dengan suara mufakat.
"Musyawarah mufakat pada dasarnya baik tapi dukungan terhadap delapan calon ini harus dilakukan secara tertutup di bilik suara," kata dia.
Anggota Komisi XI tersebut menambahkan, skenario aklamasi ini juga bisa dilakukan melalui pembahasan tata tertib, artinya dengan memasukkan mekanisme tersebut ke dalamnya.
"Makanya harus dikawal tidak minta macam-macam. Kita sepakat mengawal munaslub ini agar berjalan dengan berkeadilan, kredibel, tidak ada rekayasa dan masuk dalam pemilihan tertutup sehingga harapan publik tidak dikecewakan," katanya.
Hal tersebut disampaikan Airlangga menyusul adanya wacana potensi aklamasi dalam pemilihan ketua umum Partai Golkar. Mufakat juga ditengarai bisa terjadi jika pada akhirnya ada calon yang mundur dan memilih mendukung caketum lainnya untuk maju.
(ren)