Istana Dianggap Tak Patut 'Pasang' Calon di Munaslub Golkar

Ketua DPP Partai Golkar Ahmad Doli Kurnia
Sumber :
  • VIVA.co.id/Fajar Ginanjar Mukti

VIVA.co.id – Mantan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dari Fraksi Partai Golongan Karya Setya Novanto disebut-sebut sebagai calon ketua umum Partai Golkar yang diduga pasti terpilih di Musyawarah Nasional Luar Biasa Golkar. Setya ditengarai calon yang direstui pemerintah.

Munaslub Golkar Bisa Digelar Sebelum Akhir Desember 2017

Ketua DPP Partai Golkar Ahmad Doli Kurnia mengatakan, isu tersebut beredar di lingkungan internal Partai Golkar dalam sepekan terakhir. Oleh karena itu, pihak Istana menurutnya patut memberikan respons atas kabar tersebut.

"Isunya, munas sudah selesai. Nantinya (saat munaslub diselenggarakan), tinggal mengetok palu karena seorang kandidat (ketua umum) sudah dapat restu dari Istana. Saya terus terang, yang berkembang, isunya (kandidat) itu Setya Novanto," ujar Doli dalam diskusi dan peluncuran buku "Mengembalikan Golkar ke Hati Rakyat" yang diselenggarakan di Kawasan Senayan, Jakarta Selatan, Minggu, 8 Mei 2016.

Soal Maju Caketum, Aziz Syamsudin: Saya Tergantung Partai

Doli mengatakan, dirinya sangat menyayangkan jika isu itu benar. Pasalnya, Golkar sebagai partai politik yang modern memiliki mekanisme yang disepakati dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) untuk menentukan ketua umum.

Seluruh ketua DPD I, DPD II dan ketua ormas sayap Golkar yang merupakan pemilik hak suara akan menggunakan haknya secara demokratis untuk menentukan ketua umum dalam munaslub yang akan digelar pekan depan. Ketua umum karena itu tidak ditentukan oleh pemerintah.

Sayap Ulama Golkar Desak Novanto Mundur dengan Ikhlas

"Tidak ada istilah ini (penentuan ketua umum) sudah selesai sebelum munas. Saya kira itu jika benar terjadi, maka mengebiri hak demokrasi seluruh kader dan pimpinan Partai Golkar yang akan ber-munas. Yang menentukan siapa ketua umum itu forum munas," ujarnya.


 

Priyo Budi Santoso.

Priyo Tolak Airlangga Hartarto Dipilih Aklamasi dalam Pleno

Priyo meminta pemilihan dilakukan lewat Munaslub, bukan pleno.

img_title
VIVA.co.id
15 Desember 2017