Sosok Sjafrie Sjamsoeddin di Mata Gerindra dan PKS
- VIVA.co.id / Herdi Muhardi
VIVA.co.id – Partai Gerindra dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) resmi berkoalisi di Pilkada DKI 2017. Namun, dari sekian banyak nama calon gubernur, Sandiaga Uno mendapat suara di kedua partai tersebut.
Hanya saja, bagi Gerindra, Sandiaga Uno bukan satu-satunya calon. Ada Sjafrie Sjamsoeddin dan Yusril Ihza Mahendra. Akan tetapi, dari nama-nama yang dicalonkan Gerindra, justru nama Sjafrie Sjamsoeddin yang dianggap tidak terlalu populer di mata masyarakat.
Menanggapi hal itu, Ketua DPD Partai Gerindra DKI Jakarta Mohamad Taufik, akhirnya ikut angkat bicara. Menurut dia, nama Sjafrie bukan semata-mata hadir dengan tiba-tiba.
Sebaliknya, kata Taufik, nama Sjafrie muncul karena adanya gerakan “tersembunyi”, yang justru menginginkan Sjafrie sebagai bakal calon gubernur.
“Ceritanya begini. Dari awal, Sjafrie waktu itu tidak menolak. Waktu dijaring, ada delapan nama, dan muncul nama Sjafrie. Namun, beliau tidak bisa hadir pertemuan yang dirancang. Dia lagi sekolah (S3), dan sekarang selesai sekolah,” ujar Taufik kepada wartawan di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Rabu 4 Mei 2016.
Selain dalam penjaringan Gerindra, lanjut Taufik, banyak kelompok-kelompok masyarakat, termasuk partai lain, yang juga ingin mengusung Sjafrie sebagai calon gubernur.
Taufik menuturkan, rekam jejak Sjafrie saat ini tergolong positif. Di antaranya pernah menjabat panglima Kodam Jaya, wakil Menteri Pertahanan, ahli bidang keamanan, strategis, serta intelijen.
“Jago banget lah. Mulai dari kemampuan, intelektualitas, leadership, kualitas keimanan, kesantunan. Dia juga militer santun, cakap, dan gagah. Pemimpin-pemimpin di zaman Nabi itu gagah,” ucapnya.
Gayung pun bersambut. PKS yang tak mencantumkan nama Sjafrie dalam daftar kandidat bakal calon gubernur, rupanya memuji kinerjanya. Hal itu disampaikan langsung Ketua Dewan Pimpinan Wilayah PKS DKI Jakarta Syakir Purnomo.
Kata Syakir, nama Sjafrie sudah diketahui sejak pertama PKS melakukan penjaringan. Bahkan, menurut Syakir, PKS, yang kini berkoalisi dengan Gerindra, pada prinsipnya ingin mencari pemimpin terbaik.
“Sejak awal arahan DPP disampaikan, sangat mungkin muncul nama baru, yang diharapkan akan membawa kebaikan bagi Jakarta. Dan mereka (kandidat PKS), juga mengatakan akan siap, apa pun yang ditetapkan DPP, dan mereka menerima,” tuturnya.