Pernyataan Keras JK soal Andil Barat Lahirkan Radikalisme

Wakil Presiden Jusuf Kalla.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/OIC-ES2016/Wisnu Widiantoro/pras/par/16.

VIVA.co.id – Lahirnya aksi-aksi terorisme dan paham radikalisme menurut Wakil Presiden  Jusuf Kalla disebabkan oleh negara-negara yang gagal. Namun hal tersebut tidak lepas dari negara-negara Islam yang mengalami kehancuran dari dalam, namun juga mengalami invasi dari negara-negara Barat.

Wapres Imbau Hidupkan Kembali KUD

"Semua terorisme radikalisme berasal dari negara-negara gagal terutama negara Islam," ujar Wakil Presiden Jusuf Kalla dalam penutupan Musabaqoh tahunan tingkat Asia Pasifik di Istana Wakil Presiden, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Kamis 21 April 2016.

Kalla mencontohkan pecahnya Afghanistan, Irak, Suriah yang kemudian melahirkan aksi-aksi terorisme dan paham radikal yang meluas. Dia menjelaskan bahwa Afghanistan hancur tak lain karena Amerika Serikat dan Rusia. Sementara Irak dan Suriah juga mengalami invasi besar-besaran dari Barat.

RI Antusias Berbisnis dengan Iran Usai Embargo Dicabut

"Negara itu tercerai-berai akibat dari dalam dan dihancurkan dari luar," jelas JK.

JK lebih jauh mengatakan, akibatnya aksi terorisme kini meluas dan bahkan terjadi di Eropa. Namun kata dia, perlu diingat bahwa korban tewas dalam jumlah besar juga terjadi di negara-negara yang mengalami kegagalan tersebut.

Ini Harapan Wapres JK di Usia 74

"Tiga puluh lima meninggal di Brussels, shocked dan jadi berita berminggu-minggu. Tapi bagaimana jutaan umat Islam yang mati di Syiria, Afganistan," tambahnya.

Namun dengan kegagalan dan kehancuran negara-negara tersebut, pihak Barat kata dia tetaplah dianggap pemenang. Oleh karena itu, JK menegaskan bahwa yang harus digalakkan adalah perdamaian yang akan mencegah penyebaran paham radikalisme yang bisa berpotensi pada aksi-aksi terorisme yang tak akan menyelesaikan masalah.

 "Karena radikalisme terorisme tidak bisa diselesaikan kecuali hanya satu, kedamaian," kata Wapres.

Wakil Presiden, Jusuf Kalla.

JK Klaim Bisa Turunkan Harga Daging Jadi Rp60 Ribu/Kg

Namun, dia menilai kebijakan itu akan rugikan peternak di Indonesia.

img_title
VIVA.co.id
3 Juni 2016