Biem Benjamin: Kasus Sanusi Pengaruhi Elektabilitas Partai
- Bayu Januar
VIVA.co.id - Bakal calon gubernur (cagub) DKI Jakarta, Biem Benjamin mengatakan bahwa tertangkap tangannya Ketua Fraksi DPRD DKI Jakarta dari Partai Gerindra Mohamad Sanusi oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sedikit memengaruhi elektabilitas partai Gerindra.
"Ada pengaruh tapi tidak besar," kata Biem di Kantor DPD Partai Demokrat, Jakarta Timur, Jumat, 15 April 2016.
Seperti diketahui, Sanusi diperiksa sebagai tersangka terkait kasus pembahasan rancangan peraturan daerah (raperda) tentang rencana zonasi wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil provinsi DKI Jakarta tahun 2015-2035 dan raperda tentang rencana tata ruang kawasan strategis Pantai Utara Jakarta.
Sementara terkait pemilihan gubernur (pilgub) DKI Jakarta, Biem menilai, akan tergantung pada siapa calon yang akan diusung. "Kalau soal pilkada itu tergantung juga calonnya siapa," katanya.
Politisi Partai Gerindra ini menuturkan, alasan dirinya maju mendaftar sebagai bakal cagub dari Partai Demokrat karena Partai Gerindra tidak bisa mengusung calonnya secara sendirian.
"Gerindra kan tidak bisa mengusung calonnya sendiri, Gerindra hanya punya 15 kursi. Untuk bisa mengusung calon harus 22 kursi. Jadi harus berkoalisi dengan partai lain," katanya.
Biem menyebut bahwa dirinya bukan siapa-siapa, namun bisa berbuat apa-apa untuk DKI Jakarta. Misalnya, melanjutkan program yang baik saat ini dan memperbaiki yang kurang baik.
"Kita harus merangkul semua, jangan sendiri-sendiri dan single fighter, jangan habis itu dipilih tapi dilupain. Saya mengusung tagline-nya Cerdas Manusiawi," ujarnya.
Selain melamar ke Partai Demokrat dan dapat persetujuan dari Partai Gerindra, Biem mengaku sudah diminta Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) untuk mendaftar.
"PKB juga minta saya daftar tapi saya belum daftar. Mereka sudah telepon saya untuk minta saya daftar, kalau untuk PDIP kita lihat nanti," ujarnya.