Tito Karnavian Disindir Keras di Komisi III
- ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma
VIVA.co.id – Dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi III dengan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Tito Karnavian, hari ini, Rabu 13 April 2016, diwarnai sindiran dari sejumlah anggota Dewan yang mempertanyakan soal kelompok teroris Santoso yang belum juga tertangkap.
Salah satunya adalah Anggota Komisi III, Adies Kadir yang meragukan kesanggupan aparat jika ditugaskan membebaskan sandera 10 WNI yang ditahan kelompok Abu Sayyaf di Filipina.
"Pemerintah mau kirim pasukan menghadapi persoalan yang tidak kita ketahui medannya, lalu dibandingkan dengan Poso saja tak mampu diatasi. Apa tidak mati konyol kita di sana," kata Adies di Gedung DPR, Senayan, Jakarta.
Para anggota Parlemen, kata dia, menunggu selesainya perburuan Santoso yang sudah beberapa bulan ini terus diburu oleh Densus 88 dan aparat gabungan TNI-Polri melalui operasi Tinombala.
Politikus Golkar itu melanjutkan, sulitnya Santoso tertangkap akan dipertanyakan oleh masyarakat. Selain itu, bisa menyebabkan masyarakat makin tidak percaya kepada polisi.
"Apa memang ada pembiaran, supaya tiap tahun ada operasi, atau seperti apa," lanjutnya.
Dia mengatakan, sudah sejak lama aparat mengatakan bahwa Santoso akan segera bisa ditangkap dengan radius yang diperkirakan. Namun, hingga saat ini tak juga terealisasi.
"Kami dengar dari dulu (kelompok Santoso) selalu terdesak, tetapi tidak pernah selesai. Saya mau tanya, apa persoalan Poso sebenarnya ketika Santoso tak bisa ditangkap," kata Adies.
Sebelumnya, dalam kesempatan berbeda, Tito mengaku aparat kesulitan menangkap Santoso, dengan alasan bahwa medan lokasi, yaitu hutan dan pegunungan di Poso yang tak mudah disisir.
"Saya pernah jadi Kapolda Papua dua tahun, Papua hutan terlebat di Bamboramo di daerah Asmat. Saya akui hutan kedua terlebat, setelah daerah Bamboramo itu adalah Sulawesi Tengah, masih perawan sekali," kata Tito soal daerah persembunyian Santoso itu. (asp)