Catatan Komisi VIII soal Minus Penyelenggaraan Ibadah Haji
- VIVAnews/Umi Kalsum
VIVA.co.id – Wakil Ketua Komisi VIII, Sodik Mudjahid menilai bahwa persiapan haji tahun ini masih bermasalah. Dari kunjungan ke Arab Saudi, Sodik mengatakan bahwa salah satu yang menjadi masalah penting adalah masih lemahnya aspek keamanan bagi para jemaah haji.
Â
"Komisi VIII mendesak Kementerian Agama untuk advise dan bekerja sama dengan TNI-Polri," kata Sodik soal aspek keamanan itu di Gedung DPR, Jakarta, Senin 11 April 2016.
Sodik menjelaskan bahwa Kementerian Agama harus belajar dari peristiwa Mina tahun lalu. Selain adanya potensi insiden di Arab Saudi, jemaah haji kata dia juga kerap tidak bisa diidentifikasi keberadaannya saat di Tanah Suci.
Â
"Persiapan perlindungan dan keamanan jemaah masih sangat lemah. Belum ada skema sama sekali terhadap upaya perlindungan dan keamanan jemaah," tambahnya.
Selain itu, Politikus Partai Gerindra ini juga menunjukkan kelemahan lain dalam hal penyelenggaraan ibadah haji antara lain pengadaan catering bagi jemaah yang masih belum berkualitas. Selain itu, transportasi bagi jemaah haji belum memenuhi aspek aman dan nyaman.
Komisi VIII juga menyayangkan adanya peningkatan tarif dari Muassasah yaitu lembaga swasta di bawah Kementerian Haji Arab Saudi yang ditugaskan mengkoordinir jemaah dari berbagai negara di dunia. Â
"Muassasah minta kenaikan general service fee (GSF) sebesar 300 persen. Komisi VIII minta tim untuk melakukan negosiasi yang ketat dengan pihak Muassasah," ungkapnya.
Sodik menambahkan, Komisi VIII dalam kunjungan ke Arab Saudi juga sengaja mengundang Duta Besar RI di Riyadh. Hal tersebut dilakukan untuk memastikan peran duta besar agar bisa melobi pemerintah Kerajaan Arab Saudi untuk memperhatikan jemaah haji asal Indonesia.
"Agar Kerajaan Arab Saudi bisa menekan Muassasah untuk tidak menaikkan harga dengan semena-mena," tegas Politikus Partai Gerindra ini.