Kematian Siyono, Densus 88 Diminta Rela Dievaluasi
- Jay Bramena / Purwakarta
VIVA.co.id - Kematian terduga teroris Siyono setelah ditangkap Detasemen Khusus 88 masih menimbulkan tanda tanya. Keberadaan Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror dalam melakukan perannya dipertanyakan. Anggota Komisi III DPR, Arsul Sani, menganggap Densus masih dibutuhkan meski perlu dievaluasi.
"Kita juga butuh Densus 88. Ini kan negara hukum, kalau ada yang salah ya kita kasih tahu," kata Arsul Sani ketika ditemui di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu 6 April 2016.
Setelah kejadian ini, Komisi III, kata dia, segera melakukan Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan pihak Kepolisian. Dari pemanggilan nantinya, Komisi III berharap mendapatkan informasi yang proporsional.
"Kami dengar dari pihak-pihak ini. Tentu Densus 88 dievaluasi dan harap mereka koperatif," kata Politikus PPP ini.
Selain itu, Komisi Bidang Hukum juga akan memanggil Muhammadiyah, Komnas HAM dan KontraS. Rapat ini rencananya dilakukan pada pekan depan.
"Agendanya kami mau dengar apa hasil autopsi dan pendapat KontraS dan Komnas HAM," kata Arsul. (one)