Ahok Bikin Jungkir Balik Pilkada DKI
- VIVAnews/Muhamad Solihin
VIVA.co.id – Nuansa politik di DKI Jakarta terus menghangat sejalan dengan penyelenggaraan . , Gubernur Jakarta saat ini, pun telah memastikan mencalonkan kembali lewat jalur independen alias nonpartai.
Tahun 2012 lalu, ekonom Faisal Basri bersama pasangannya Biem Benyamin, sempat mencoba peruntungan lewat jalur independen. Namun sial, nasib belum berpihak ke Faisal Basri.
Namun kini, situasi seolah berbeda dengan hadirnya lewat jalur independen. Pria kelahiran Manggar Belitung Timur ini justru bak membuat peta politik serasa jungkir balik.
Sikapnya yang terkenal tegas dan kerap berkata keras kepada siapa pun yang berseberangan dengannya, malah membuat popularitas menjadi fenomena baru di situasi politik Jakarta.
Dukungan terhadap lewat independen yang kini terus mengalir bak menampar wajah para politikus di partai politik. "Ini seperti menunjukkan adanya proses kaderisasi di parpol yang tidak berjalan sebagaimana mestinya," kata Anggota Komite I Dewan Perwakilan Daerah RI, Abdul Aziz Kafia, akhir Maret lalu.
FOTO: Kesibukan teman ahok, pendukung Basuki Tjahaja Purnama
Jelas fenomena ini membuat sejumlah parpol mulai mewanti-wanti. Sebab itu juga, mahfum kemudian muncul istilah populer di publik yang menyebut bahwa mengarahkan ke gerakan deparpolisasi saat .
Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan misalnya, dengan segera menebar imbauan agar tidak ada kader mereka yang menyatakan dukungannya kepada
Namun demikian, tetap bergeming. Gebrakan nonpartai yang diusung bak menjawab bahwa hak demokrasi itu juga menjadi milik warga atau bukan lagi dimonopoli oleh parpol. pun kini menjadi semacam simbol warga yang ingin maju dalam dunia politik.
"(Jadi) Deparpolisasi sesungguhnya adalah kritik bagi parpol yang lemah dalam mengusung pasangan calon yang kurang merepresentasikan kehendak rakyat," kata Koordinator Nasional Jaringan Pendidikan Pemilih Untuk Rakyat (JPPR), Masykurudin Hafidz.
Siapa lawan Ahok?
Sejauh ini, meski fenomena memang sudah menjadi perbincangan, parpol-parpol sepertinya tetap tak mau ketinggalan pesta .
Sandiaga Uno, sosok yang selama ini semakin gencar memastikan diri mencalon Gubernur DKI, mulai menjajaki sejumlah peluang. Kemudian ada artis kontroversial Ahmad Dhani.
Pemilik Republik Cinta Management ini menggandeng ahli hukum Yusril Ihza Mahendra. Yusril dan Dhani pun tak kalah gesit menjaring simpati. Beberapa kali kedua pasangan ini juga kerap melontarkan nada 'perang' kepada .
FOTO: Yusril Ihza Mahendra dan Ahmad Dhani menyatakan maju Pilkada DKI 2017
Kemudian ada juga mantan menteri Pemuda dan Olahraga, Adhyaksa Dault. Kini pria berkumis yang juga politikus Partai Persatuan Pembangunan ini juga sedang berupaya mencari peluang di parpol untuk diusung. Di sejumlah media, Adhyaksa pun juga sudah menyatakan siap 'perang' melawan .
Dan terakhir muncul nama seorang perempuan bernama Hasnaeni Muin atau yang kerap dijuluki wanita emas. Sosok perempuan satu-satunya yang sepertinya bertekad untuk mencalon Gubernur ini, hilang timbul di media.
Namun dipastikan, jika ada yang mengusung, wanita emas juga siap 'berperang' melawan di bursa .
Di gerbong Partai Demokrat pun tak juga ketinggalan. Belakangan partai besutan mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ini mulai menjaring sejumlah nama. Konon salah satu yang diusung dan dianggap terkuat adalah anak SBY sendiri yakni Ketua Fraksi Partai Demokrat di DPR RI, Edhie Baskoro Yudhoyono alias Ibas.
"Mas Ibas dua kali memenangkan pileg. Sekarang memimpin Fraksi PD di Parlemen. Kepemimpinannya kuat, tegas, dan terukur. Referensi soal pembangunan kota, Mas Ibas juga punya," kata juru bicara DPP Partai Demokrat, Ramadhan Pohan.
Sedangkan untuk PDIP, yang sebelumnya menjadi partai yang menyokong bersama Jokowi pada pilgub sebelumnya, sepertinya masih bermain relatif santai. Partai besutan Megawati Soekarnoputri dan pemilik 28 kursi di DPRD DKI ini sepertinya sedang membaca situasi lebih jauh pasca ditolak dengan jalur independennya.
"Ibu Mega menginstruksikan untuk turun ke bawah mendengarkan aspirasi rakyat dan menggalang kekuatan rakyat. Jika Pilgub dilaksanakan saat ini, maka kekuatan PDIP 26,28 persen. Kami membagi tugas untuk turun ke bawah. Itulah skala prioritas," ujar Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto.
Lantas, siapa lawan nantinya? Besar kemungkinan tidak akan ada calon independen lagi. Yang pasti, parpol-parpol tidak akan tinggal diam melihat fenomena . Catatan pentingnya adalah Jakarta butuh gubernur yang bisa merombak 'kekacauan' yang sudah menahun.
Dan kehadiran kini seolah menjadi titik penentu, soal penerimaan , keberagaman agama, sekaligus juga simbol penentu warga yang hendak bertarung lewat calon independen di dunia politik khususnya di ibu kota Jakarta. (one)