Dua Alasan Orang Lebih Pilih Jalur Independen dalam Pilkada
- Instagram @basukibtp
VIVA.co.id - Ketua Lembaga Konstitusi dan Demokrasi (Kode) Inisiatif, Veri Junaidi, mengungkapkan bahwa setidaknya ada dua faktor atau alasan yang membuat seseorang yakin maju melalui jalur perseorangan atau independen dalam pilkada. Pertama, orang itu memang sudah yakin dengan popularitasnya atau elektabilitasnya.
"Dia (akhirnya memilih) maju lewat jalur independen," kata Veri saat dihubungi VIVA.co.id, Jumat, 25 Maret 2016.
Menurutnya, calon kepala daerah yang yakin dengan elektabilitasnya itu memilih jalur independen juga karena ingin menghindari proses pencalonan di partai politik yang rumit.
"Misalnya seperti Ahok. Kan memang punya elektabilitas yang cukup tinggi. Lewat partai politik belum ada jaminan, bisa saja dia dijegal. Jadi ya piih lewat jalur independen," kata Veri.
Alasan kedua, partai politik tidak memberikan akses pada orang tersebut. Akhirnya, para tokoh itu lebih memilih untuk mengumpulkan KTP sebagai syarat dukungan.
"Pada pilkada lalu, di Pekalongan misalnya, dia kan dari Partai Golkar, incumbent. Karena tidak bisa mencalonkan lewat partai politik, ya dia pilih independen," kata Veri.
Calon independen memang telah mewarnai pilkada di Indonesia. Namun, kehadiran mereka juga dianggap sebagai ancaman bagi partai politik.
Pada Pilkada Jakarta, calon independen secara resmi ikut dalam kontestasi pada 2012. Ketika itu, KPU Jakarta meloloskan pasangan Hendardhi Soepandji-Ahmad Riza Patria dan Faisal Basri-Biem Benyamin.