SBY: Saya Sedih Kalau Ada yang Curiga
- ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf
VIVA.co.id - Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono beserta jajaran elite Demokrat melakukan safari politik bertajuk Tour de Java beberapa hari ini. Tujuan kegiatan itu bertemu masyarakat dan menyerap aspirasi mereka.
"Rutenya, dari Jakarta, Bekasi, bermalam di Bandung. Penuh kegiatan, pagi, siang, sore malam. Dari Bandung ke Nagreg, Rajapolah, sampai Tasikmalaya," kata SBY dalam keterangan yang diterima VIVA.co.id, Minggu, 20 Maret 2016.
SBY mengklaim tengah membantu Presiden Jokowi dan pemerintah. Oleh karena itu, dia pun kecewa jika niat baiknya itu justru tidak ditanggapi positif. "Saya sedih kalau ada yang curiga, gelisah dengan apa yang kami lakukan ini," ujar SBY.
SBY menegaskan, niat mereka baik, menyapa rakyat, menyapa kader, menggerakkan mesin partai. Dia pun merasa apa yang dilakukan itu hak dan juga kedaulautan partai yang menggerakkan mesin partai untuk tujuan baik.
"Jadi tidak perlulah (ada yang mengatakan) 'ada apa ini', 'ngapain itu'. Lantas lewat sosmed, ada yang menyerang, membully. Tapi sabar saja," lanjut SBY.
Mantan Presiden dua periode itu menuturkan, bahaya jika di era transparasi dan kebebasan, pemerintah atau pimpinan gusar karena ada suara yang tidak ingin didengar. Padahal, itu adalah suara rakyat. Penguasa jenis itu dia artikan anti kritik dan anti koreksi.
"10 Tahun ratusan kritik, hujatan, koreksi terhadap saya dan pemerintahan yang saya pimpin. Itu bagus karena mengontrol saya, pemerintahan yang saya pimpin agar tidak salah. Agar kebijakan saya tepat dan sesuai dengan harapan rakyat," katanya.
Kalau masih ada yang curiga, tegas SBY, ia ingin menegaskan kembali posisi Demokrat dalam pemerintahan Jokowi yaitu sebagai penyeimbang. Ia berjanji akan satu kata dengan perbuatan, konsisten, dan bisa dipegang.
"Di Surabaya kita pernah mengeluarkan sikap politik dan masih berlaku hingga 2019. Hakekatnya selamanya," demikian SBY.