Novanto Larang Staf Ahli Bantu Kampanye Calon Ketum Golkar?

Surat yang diduga imbauan dari pimpinan Fraksi Partai Golkar.
Sumber :

VIVA.co.id – Dua calon ketua umum Partai Golkar yang merupakan pimpinan Fraksi Golkar, Setya Novanto dan Aziz Syamsuddin diduga melakukan manuver baru. Mereka melarang tenaga ahli anggota Fraksi Partai Golkar berkampanye untuk kandidat ketua umum Partai Golkar di Musyarawah Nasional Luar biasa (Munaslub) 2016.

Dua Calon Terkuat Ketua Umum Golkar Baru

Hal ini berdasarkan surat instruksi yang beredar di kalangan wartawan, Jumat, 18 Februari 2016. Surat bernomor INT.00.755/FPG/DPR-RI/III/2016 itu ditujukan kepada anggota Fraksi Golkar dan tenaga ahli Fraksi Golkar yang dikeluarkan tanggal 14 Maret 2016.

Setya Novanto sebagai Ketua Fraksi dan Aziz sebagai sekretarisnya, menandatangani surat instruksi tersebut.

Idrus Marham Bicara Opsi Tentukan Ketua Umum Golkar

Dalam surat tersebut disebutkan bahwa keputusan itu dikeluarkan berdasarkan hasil rapat pimpinan Fraksi Golkar dengan tenaga ahli pada Kamis, 10 Maret 2016. Tujuannya, untuk meningkatkan kinerja tenaga ahli dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya (tupoksi).

"Dalam rangka peningkatan kinerja Tenaga Ahli FPG DPR-RI menjalankan tugas pokok dan fungsinya. Pimpinan FPG DPR RI melarang Tenaga Ahli FPG DPR-RI khususnya dan Tenaga Ahli Anggota FPG DPR-RI umumnya, terlibat aktif dalam proses kandidasi Calon Ketua Umum DPP Partai GOLKAR pada Munaslub Partai Tahun 2016," demikian bunyi surat itu.

Calon Ketua Umum Golkar Terkuat Versi JK

"Demi menjaga soliditas dan performa kerja Anggota dan Fraksi Partai Golkar DPR RI, Pimpinan Fraksi Golkar meminta tenaga ahli untuk lebih fokus kepada fungsi dan tanggungjawabnya mendukung tugas dan fungsi DPR RI dalam menjalankan fungsi konstitusionalnya."

Kepada wartawan, pengamat politik Muhammad Sukron mengatakan, keluarnya surat itu membuktikan betapa Novanto dan Aziz benar-benar menutup ruang bagi calon lawan-lawannya untuk mempersiapkan diri jelang Munaslub Golkar mendatang.

"Novanto cuma paranoid saja. Padahal pemilihan ketua umum Golkar kan tergantung pengurus daerah dan DPP Golkar yang punya hak suara di Munaslub. Tak ada kaitan dengan tenaga ahli fraksi," kata Sukron.

Menurut Sukron, jauh lebih positif bila Novanto justru memperbaiki kualitas diri sendiri. Misalnya, menghadiri rapat-rapat di DPR.

"Bukan performa tenaga ahli yang harusnya diperbaiki, tapi justru performa dirinya sendiri," kata Sukron.

Novanto memang sempat diperbincangkan di media sosial akibat kedapatan menitip absensi paripurna. Saat itu, Novanto sedang ada di Sulawesi Utara. Namun tanda tangannya ada di halaman absensi rapat paripurna di waktu yang bersamaan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya