Ini Alasan Utama Ridwan Kamil Tolak Ikut Pilgub DKI
- ANTARA
VIVA.co.id – Wali Kota Bandung, Jawa Barat, Ridwan Kamil secara resmi sudah menyatakan tidak akan maju dalam Pilgub DKI Jakarta 2017 mendatang.
Namun dia mengakui, Jakarta sebagai kepusatan banyak hal, menjadi magnet tersendiri bagi berbagai pihak sebagai incaran utama panggung politik. Terbukti, Jakarta membuat Joko Widodo, Basuki Tjahaya Purnama dan Alex Nurdin meninggalkan jabatannya agar bisa menjadi pemimpin Jakarta.
"Pak Jokowi mundur dari Solo untuk menjadi Gubernur Jakarta tahun 2012 yang kemudian menjadi Presiden Republik Indonesia di tahun 2014. Pak Ahok mundur dari anggota DPR untuk berpasangan dengan Pak Jokowi. Pak Alex Nurdin mundur sebagai Gubernur Sumsel, dan balik lagi ketika kalah," ujar Kang Emil, sapaan akrab Ridwan Kamil, dalam akun Facebooknya, Senin, 29 Februari 2016.
Menjelang digelarnya Pilgub DKI 2017 mendatang, tawaran itu juga datang kepadanya di Bandung. Setelah tawaran itu datang, Kang Emil mengaku tidak melakukan upaya apapun untuk mempromosikan dirinya pada warga Jakarta.
"Ketika hasil survey menyatakan popularitas dan elektabilitas tiba-tiba naik, saya duga karena apa yang saya lakukan di Bandung dengan mudah dikonsumsi warga Jakarta via media sosial. Jangan lupa Jakarta adalah kota Twitter paling cerewet se dunia," jelasnya.
Saat itu, dia juga belum mau menjawab dengan tegas untuk maju atau tidak. Selama 3 bulan terakhir, Emil mendengarkan dulu semua masukan dari berbagai pihak mengenai Pilgub DKI, khususnya warga dan tokoh Jakarta.
"Saya mendatangi informal undangan dari 4 parpol. Dalam kurun waktu tersebut, saya mendengarkan dengan seksama masukan langsung dari Bapak Presiden, Ketua MPR, Ketua DPR, Ketua DPD, termasuk berdiskusi hangat dengan Pak Prabowo Subianto," ucapnya.
Tak hanya itu, Ridwan Kamil juga memperhatikan masukan warga lewat media sosial. Dimana kemarin, Minggu 28 Februari 2015, Kang Emil meminta pendapat para netizen yang menjadi Fanpage akun Facebook miliknya. Semua masukan itu dia dengarkan baik-baik sebelum akhirnya memutuskan untuk menolak maju dalam bursa pencalonan Pilgub DKI.
Namun, di antara semua masukan itu, Emil mengaku paling berat adalah mengabaikan pendapat mayoritas warga Bandung yang menginginkannya menyelesaikan tugas di kota Kembang.
"Di dalam kata ‘warga Bandung’ terkandung di dalamnya suara relawan yang dulu berjibaku memenangkan saya, suara keluarga saya dan suara mentor hidup saya yaitu ibu kandung saya, yang tidak merestui kemanapun sebelum niat selesaikan periode pertama kewalikotaan Bandung ini tunai," jelas Kang Emil. (ase)