Jelang Munas Golkar

Bambang: Persaingan Calon Ketua Umum Golkar Makin Kasar

Ketua Komisi III DPR Bambang Soesatyo.
Sumber :
  • VIVAnews/Adri Irianto

VIVA.co.id - Persaingan jelang Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Partai Golkar mulai memanas. Tim Pemenangan calon Ketua Umum Partai Golkar Ade Komarudin, Bambang Soesatyo, melihat ada calon ketua umum lain yang mencoba menghalalkan segala cara.

Adies Kadir Tegaskan Munas XI Partai Golkar Tidak Melanggar AD/ART

"Permainan makin kasar dalam persaingan caketum Golkar. Kami sudah tahu pelakunya," kata Bambang, dalam keterangan persnya, Selasa, 23 Februari 2016.

Sebelumnya, Ade dilaporkan ke Mahkamah Kehormatan Dewan, terkait dugaan gratifikasi jet mewah yang ditumpanginya saat keliling ke daerah-daerah dalam rangka suksesi. Bambang menilai laporan itu aneh. Apalagi, dengan dugaan gratifikasi jet. Sebab, dia juga ikut dalam rombongan.

Hari Ini, Bahlil Umumkan Susunan Dewan Pembina hingga Sekjen Golkar

"Pesawat milik sendiri kok dibilang gratifikasi. Kami imbau bersainglah secara sehat," kata Ketua Komisi III DPR itu.

Bambang mengatakan bahwa dirinya merupakan salah satu pemegang saham di grup PT Kodeco-Jhonlin. Perusahaan tersebut disebut pihak yang memberikan gratifikasi.

Terpilih Jadi Ketum Golkar, Bahlil Bantah Ada Intervensi Pemerintah: Gak Ada Tuh

"Penerbangan itu sejak 2005 sebelum menjadi anggota DPR sampai sekarang. Jadi apanya yang salah dan apanya yang gratifikasi?," kata Bambang.

Bambang menegaskan akan menanggapi secara serius masalah tersebut. Dalam satu dua hari ini Generasi Muda SOKSI (Baladhika) akan melaporkan LSM yang mendemo Ade Komarudin di KPK dan Polda Metro atas dugaan pencemaran nama baik dan fitnah.

"Termasuk calon ketua umum Golkar yang bermain kotor atau tidak bersaing sehat, yang diduga menggerakan kampanye hitam," tutur Bambang.

Dia mengaku punya bukti-bukti sehingga layak untuk dilaporkan. "Tentu akan disertai bukti-bukti dan fakta hukumnya," katanya.

Terkait foto itu, Bambang menjelaskan di situ ada Titik Soeharto, MS Hidayat, yang merupakan pengusaha dan mantan ketua umum Kadin.

"Kenapa nggak sekalian saja dilaporkan gratifikasi dukungan. Belum lagi kiai-kiai yang mendoakan. Kenapa nggak dilaporkan gratifikasi doa?," kata Bambang. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya