Golkar Agendakan Bahas Revisi UUD 45 di Munaslub Mendatang

Ketua Umum Partai Golkar, Aburizal Bakrie.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Bobby Andalan

VIVA.co.id - Ketua Umum DPP Partai Golkar, Aburizal Bakrie (ARB) menegaskan agenda penting yang patut dibahas pada Musyawarah Luar Biasa (Munaslub) Partai Golkar mendatang.

Salah satunya adalah untuk mengembalikan UUD 1945 seperti sediakala, sebelum mengalami empat kali revisi.

"Pada Munaslub, kita akan bahas keputusan Rapimnas yang meminta kepada DPP, revisi UUD 1945," kata ARB di Denpasar, Bali, Minggu 14 Februari 2016.

Menurut dia, selama ini hal itu luput dari perhatian berbagai pihak, termasuk media. 

"Media tidak merasa itu seksi, padahal itu dasar kita. UUD kita sejak reformasi, kita merasa perubahan empat kali sudah tepat. Ternyata, kita menyadari, revisi empat kali itu sudah bertentangan dengan mukadimah dan butir-butirnya," lanjut ARB.

Akibatnya, menurut ARB, undang-undang yang disusun kemudian banyak yang tak sejalan dengan nilai-nilai Pancasila. Dengan pembahasan kembali UUD 1945, Golkar ingin menjadi pelopor penegakan nilai-nilai demokrasi Pancasila.
Golkar Mulai Sosialisasi Jokowi Capres Pemilu 2019
 
"Kita ingin mengubah itu. Kader Golkar di dalam MPR dapat segera memutuskan butir mana dari UUD 1945 yang kita akan ubah. Kita harapkan kader Golkar di MPR menyiapkan dan mempelajari UUD 1945, sehingga tidak ada lagi yang bertentangan dengan mukadimahnya," harapnya.
Titiek Soeharto: Jokowi Punya Pertimbangan Tunjuk Airlangga

Sementara itu, agenda kedua yang juga akan dibahas dalam Munaslub Golkar adalah keputusan untuk bergabung bersama pemerintah. Keputusan itu dilakukan Partai Golkar, agar pemerintah bisa lebih fokus mewujudkan masyarakat yang lebih adil dan sejahtera.
Ketika Gerindra Tak Hadiri Rapimnas Golkar
 
Agenda ketiga yang akan dibahas sebagaimana yang diputuskan dalam Rapimnas adalah bahwa DPP Partai Golkar ingin mengubah sistem pemilihan dalam Pemilu legislatif yang saat ini merupakan sistem proporsional terbuka. 

"Kita harapkan menjadi proporsional tertutup tidak proporsional terbuka, sehingga partai yang merupakan pilar demokrasi memiliki dasar lebih besar," ujar dia.



Dengan sistem proporsional tertutup, maka partai politik menurut ARB harus bisa mempersiapkan dengan baik kaderisasinya.

Keempat, pada Munaslub mendatang, Golkar akan menyusun sasaran target partai ke depan.

"Kita harapkan, rakyat kembali menghargai partai," tambahnya.

ARB juga optimistis bahwa kader yang akan duduk di kepemimpinan hasil Munaslub adalah kader terbaik, karena Partai Golkar memiliki orang-orang yang berkualitas.

"Kader kita cukup banyak. Golkar partai yang sangat tidak kekurangan kader. Kita ingin menjadi contoh. Kalau terjadi kekisruhan pada Munaslub nanti, maka contoh itu tidak sempurna. Silakan Bali memilih kader yang telah disiapkan," tambah ARB. (asp)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya