Protes KPK Bawa Brimob, DPR: Senjata Kami Mulut dan Hati

Ketua Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat, Bambang Soesatyo.
Sumber :
  • VIVAnews/Adri Irianto

VIVA.co.id - Penolakan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) digeledah Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dengan membawa Brimob bersenjata laras panjang, masih bergulir. Hal tersebut digaungkan kembali dalam Rapat Kerja Komisi III dengan Kapolri Jenderal Polisi Badrodin Haiti hari ini.

Anggota Komisi III Bambang Soesatyo dari Fraksi Golkar menilai, Kepolisian telah memperlakukan lembaganya lebih rendah tinimbang penggerebekan pengedar narkoba. Hal itu terlihat dari perbandingan senjata yang digunakan di aksi penggeledahan KPK dan aksi penggerebekan narkoba di Berlan, Jakarta Timur.

"Kalau dibandingkan sarang narkoba di Kampung Berlan, penggerebekan hanya menggunakan laras pendek dan tanpa peralatan lengkap. Apalagi diketahui di awal bahwa ada 20 orang membawa senjata tajam, sementara di DPR kami tidak ada yang bawa senjata. Senjata kami adalah mulut dan hati. Kalau ada kekhawatiran kehilangan alat bukti, ruangan itu sudah disegel KPK line sehari sebelumnya," kata  Bambang di ruang kerja Komisi III DPR pada Senin, 25 Januari 2016.

Oleh karena itu politikus Partai Golkar ini meminta agar Kepolisian lebih cermat dalam koordinasinya dengan KPK dalam hal penggeledahan ruangan anggota di Gedung DPR.

Sementara Anggota Komisi III Sufmi Dasco Ahmad dari Fraksi Gerindra meminta Kepolisian bisa menjaga kehormatan DPR pada saat penggeledahan. Praktik penggeledahan menurut dia harus pula memperhatikan Undang-Undang tentang MPR, DPR, DPD dan DPRD (MD3).

"Ini terkait keputusan presiden tentang penggunaan senjata terutama boleh dipergunakan jika mengancam kehidupan," kata Sufmi Dasco.

Sebelumnya Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah adu mulut dengan Penyidik KPK HN Christian pada saat penggeledahan ruang kerja tiga orang anggota Dewan terkait kasus korupsi pembangunan jalan di Ambon, Maluku. Meskipun perdebatan alot terjadi antara keduanya, tak menjadikan penyidik urung menggeledah ruangan tersangka korupsi dari Komisi V dan pihak yang diduga terkait.

 

Integritas Firli Bahuri dan Komitmen Penegakan Hukum Irjen Karyoto