Kepercayaan Publik atas Parpol Rendah, Ungkap Survei
- ANTARA/Irwansyah Putra
VIVA.co.id - Partai politik menjadi lembaga yang paling tidak dipercaya ketika dikaitkan dengan kinernjanya yang sesuai atau tidak dengan harapan rakyat. Tingkat kepercayaan publik pada partai politik hanya mencapai 52,9 persen berdasarkan hasil survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC).
Direktur Eksekutif Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), Djayadi Hanan, mengatakan bahwa partai politik mendapatkan peringkat terbawah sebagai lembaga yang dipercaya publik bisa bekerja sesuai harapan rakyat.
Secara berturut-turut tiga peringkat terbawah lembaga yang tidak dipercaya publik di antaranya DPD 65,3 persen, DPR 58,4 persen dan partai politik 52,9 persen.
"Partai politik kita dibanding negara lain sebenarnya masih tinggi. Misalnya di Amerika Serikat, tingkat kepercayaannya pada partai politik cuma 30 persen. Tingkat kepercayaan pada DPR Amerika Serikat kadang 14 persen, pernah 12 persen. Indonesia tidak pernah di bawah 40 persen," kata Djayadi dalam konferensi pers hasil survei 'Menjadi Lebih Presidensial di 2016' di Jalan Cisadane Nomor 8, Jakarta, Selasa, 12 Januari 2016.
Menurutnya, partai politik bisa mendapatkan peringkat terendah untuk mendapatkan kepercayaan publik karena partai yang dalam pemilu selalu berhadapan dengan masyarakat. Sehingga, partai yang paling banyak memberikan janji pada masyarakat.
"Kebanyakan janji itu tidak bisa dipenuhi," kata Djayadi.
Ia menjelaskan partai merupakan wakil rakyat, biasanya wakil rakyat bisa diartikan individu atau kelompok. Tapi yang bisa diwakili partai hanya kelompok tertentu saja dan tidak bisa mewakili suara individu. Sehingga ketidakpuasan pada partai menjadi banyak.
"Akibatnya partai menjadi lembaga yang dekat dengan masyarakat tapi pada saat yang sama ketahuan bobroknya," ujar Djayadi.
Sebelumnya, SMRC melakukan survei pada 1220 responden. Metode yang mereka gunakan adalah multistage random sampling dengan margin of error sebesar +/- 3,2 % pada tingkat kepercayaan 95 persen. Responden diwawancara dengan tatap muka pada 10 hingga 20 Desember 2015. (ren)