Fahri Hamzah Curhat di Twitter Soal Didesak Mundur
Minggu, 10 Januari 2016 - 22:20 WIB
Sumber :
VIVA.co.id
- Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat, Fahri Hamzah, mencurahkan perasaan di jagad maya. Melalui @Fahrihamzah, politikus Partai Keadilan Sejahtera itu curhat soal desakan agar mundur sebagai petinggi di DPR.
Fahri mengatakan bahwa jika ada yang menginginkan jabatan itu, ia rela melepasnya. Hanya saja, karena jabatan tersebut diamanahkan oleh rakyat, bagi Fahri ada mekanisme yang harus ditempuh.
"Kalau ada yang ingin jabatan ini ambillah ... tapi karena ini jabatan publik ada caranya," cuit Fahri yang diberi tagar #AgarKauTau, Minggu 10 Januari 2016.
Kami orang pergerakan...sejak awal kami bergabung dengan barisan pemberani...#AgarKauTahu
— FAHRI HAMZAH (@Fahrihamzah) 10 Januari 2016
Kalau aku pencuri dan korupsi apakah mungkin aku punya nyali? #AgarKauTahu
— FAHRI HAMZAH (@Fahrihamzah) 10 Januari 2016
Wakil Ketua DPR menurutnya bukanlah jabatan milik pribadi. Karena itu tak semudah seperti membagi sepotong roti jika ada orang yang menginginkannya.
"Jabatan ini bukan milikku pribadi. Aku tak bisa memberimu seperti memberi sepotong roti," ujarnya.
Keherannya juga bertambah mengapa orang yang memiliki sikap juga justru dianggap masalah, kenapa bukan yang sebaliknya. "Kenapa yang bersikap jadi masalah kenapa bukan yang tidak punya sikap? #AgarKauTahu."
Fahri tampak kesal kenapa justru banyak pihak yang tidak suka dan merasa tersakiti oleh suaranya. Padahal suara yang ia lontarkan adalah suara-suara hati rakyat yang ia wakili.
"Kenapa kau sakit hati oleh suaraku yang berusaha mewakili suara-suara hati yang kuwakili?," ujarnya.
Kami pegang kebenaran meski seorang diri. Kami tak peduli. #AgarKauTahu
— FAHRI HAMZAH (@Fahrihamzah) 10 Januari 2016
Seperti diketahui, Wakil Ketua DPR, RI Fahri Hamzah, santer diberitakan tengah didesak mundur dari posisinya di parlemen. Desakan itu muncul dari internal Partai Keadilan Sejahtera (PKS), tempat Fahri bernaung.
Terlebih dikabarkan akan ada evaluasi dari Badan Penegak Disiplin Organisasi (BPDO) PKS terhadap Fahri. Sementara Fahri sendiri menilai BPDO tidak berwenang melakukan evaluasi.
(ren)
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Keherannya juga bertambah mengapa orang yang memiliki sikap juga justru dianggap masalah, kenapa bukan yang sebaliknya. "Kenapa yang bersikap jadi masalah kenapa bukan yang tidak punya sikap? #AgarKauTahu."