Cara Polda Halau Massa Selama Sengketa Pilkada di MK
- VIVA.co.id/Ikhwan Yanuar
VIVA.co.id - Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Tito Karnavian menjelaskan langkah pengamanan ketika timbul unjuk rasa massa dan terjadi momen-monen rawan selama proses penanganan perselisihan hasil Pilkada di Mahkamah Konstitusi. Sejauh ini, aktivitas sidang masih mendengarkan gugatan dari pemohon, dan nantinya termohon.
"Lalu tanggal 18 Januari 2016, ada keputusan mana yang boleh lanjut mana yang tidak. Itu juga akan ada kerawanan. Mungkin ada yang tidak puas," ujar Tito dalam sidang perselisihan hasil pilkada di Gedung MK, Jakarta, Jumat, 8 Januari 2016.
Tito berharap keberatan-keberatan dari pemohon maupun pihak terkait bisa disalurkan dengan cara yang benar sesuai aturan tentang menyampaikan pendapat di muka umum.
"Artinya kalau ada keberatan yang mau disampaikan ke MK silakan disampaikan dengan cara yang damai. Jangan anarkis. Tidak usah juga menggunakan massa," katanya.
Ketika ada unjuk rasa dan massa, Tito akan mengarahkannya ke tempat yang telah disiapkan di Monas. Ia pun menghimbau apabila ada keberatan atas putusan MK agar jangan membawa massa di depan MK karena akan mengganggu lalu lintas.
"Dua bulan ini nanti akan fokus ke keamanan MK. Seperti diketahui ada 147 gugatan, ini pertama kali gugatannya serentak seperti ini. Satu aja repot apalagi 147 gugatan. Oleh karena itu, kami koordinasi, kami telah buat pola pengamanan, selama dua bulan akan melakukan pengamanan di sini," kata Tito.
Ia menyebutkan kekuatan dari kepolisian yang dikerahkan sebanyak 852 anggota dibagi menjadi 3 ring. Ring satu di dalam MK, ring dua di luar MK, dan ring tiga di jalan sekitar MK.
Kemudian ada pengamanan yang tertutup dan ada yang terbuka. Lalu ada polisi yang berpakaian preman di dalam dan bahkan ia juga sudah menyiapkan tempat escape atau jalan keluar khusus ketika terjadi keadaan tertentu.
"Pengunjung-pengunjung diseleksi oleh pengamanan dalam MK dibantu teman-teman polisi, tamu-tamu sudah disiapkan tempat juga. Tamu sudah disiapkan tempat juga, jadi khusus buat tamu. Jadi tidak semua orang boleh masuk ke dalam," kata Tito.