Tahun Baru Politisi PKS Berharap Menteri Gaduh Mundur
Jumat, 1 Januari 2016 - 11:24 WIB
Sumber :
- Facebook Nasir Djamil.
VIVA.co.id
- Anggota Komisi III DPR Nasir Djamil berharap kegaduhan politik tidak lagi terjadi di tahun 2016. Nasir meminta pemerintah segera melakukan konsolidasi politik dan sosial di tahun baru.
"Konsolidasi politik dan sosial sebaiknya dilakukan agar kegaduhan seperti di tahun 2015 tidak terulang lagi," ujar Nasir saat dihubungi pada Jumat, 1 Januari 2016.
Secara tegas Nasir meminta para menteri di kabinet kerja dapat bekerja secara profesional dan tidak melakukan politisasi. "Kita berharap agar menteri-menteri bekerja sesuai dengan tupoksinya dan jangan melakukan politiking antar sesama menteri maupun kepada anggota DPR," tegas Nasir.
Baca Juga :
Rizal Ramli: Terima Kasih Rakyat Indonesia
"Konsolidasi politik dan sosial sebaiknya dilakukan agar kegaduhan seperti di tahun 2015 tidak terulang lagi," ujar Nasir saat dihubungi pada Jumat, 1 Januari 2016.
Secara tegas Nasir meminta para menteri di kabinet kerja dapat bekerja secara profesional dan tidak melakukan politisasi. "Kita berharap agar menteri-menteri bekerja sesuai dengan tupoksinya dan jangan melakukan politiking antar sesama menteri maupun kepada anggota DPR," tegas Nasir.
Bahkan, Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu menyindir para menteri yang lebih banyak berbicara daripada bekerja untuk berhenti menjadi menteri. Dia menyarankan untuk beralih profesi menjadi pengamat.
"Kalau mau banyak bicara sebaiknya berhenti saja dan beralih menjadi pengamat atau di tahun 2019 mencalonkan diri menjadi caleg DPR RI," ucap Nasir.
Salah satu kegaduhan yang disebabkan oleh menteri yang terjadi di penghujung tahun 2015 adalah saat Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said membuat pelaporan ke Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR RI.
Sudirman melaporkan Ketua DPR Setya Novanto atas dugaan pencatutan nama Presiden Jokowi dan Waki Presiden Jusuf Kalla untuk meminta saham PT Freeport Indonesia. Setya Novanto akhirnya mengundurkan diri sebagai orang nomer satu di DPR RI.
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Bahkan, Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu menyindir para menteri yang lebih banyak berbicara daripada bekerja untuk berhenti menjadi menteri. Dia menyarankan untuk beralih profesi menjadi pengamat.