Zulkifli Hasan: Menanti Realisasi Janji Jokowi
VIVA.co.id – Kisruh dan kegaduhan dunia politik yang terjadi selama 2015, merupakan lelucon yang tidak seharusnya. Karena keributan tersebut membuat masyarakat makin tidak percaya pada DPR dan menjauhkan anggota dewan dari konsituennya. Padahal keberadaan mereka dilembaga perwakilan merupakan hasil pemilihan. Dan karena itu sudah seharusnya jika para wakil rakyat memperjuangkan aspirasi masyarakat.
Sayangnya kegaduhan di lembaga perwakilan, itu ditiru oleh lembaga eksekutif. Buktinya para menteri dalam jajaran Kabinet Jokowi saling serang. Mereka tak segan melemparkan kritik secara terbuka terhadap kinerja koleganya di kabinet. Malah ada juga beberapa menteri yang sengaja menyerang menteri yang lain, untuk saling menjatuhkan.
Pernyataan itu disampaikan Ketua MPR RI Zulkifli Hasan saat menyampaikan sambutannya pada acara refleksi akhir tahun yang dilaksanakan Lembaga Seni Budaya dan Olahraga Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Acara tersebut berlangsung di Gedung Dakwah PP Muhammadiyah, Menteng Jakarta Pusat pada Selasa 22 Desember 2015. Refleksi akhir tahun tersebut mengetengahkan tema Saatnya Seniman, Budayawan, Olahragawan Bicara.
Beberapa tokoh nasional dan pemuka agama terlihat hadir dalam acara tersebut. Salah satunya adalah KH. Solahuddin Wahid atau Gus Solah. Selain itu ada juga publik figur, seperti El Manik dan Yessy Gusman.
Kegaduhan seperti itu menurut Zulkifli tak boleh terjadi lagi pada 2016. Cukup sudah pada 2015 saja pertikaian itu berlangsung. Ke depan baik pemerintah maupun DPR harus fokus terhadap tugas dan kewajibannya.
"Biarlah Presiden Jokowi menjalankan seluruh janji kampanye yang dulu disampaikannya. Dan DPR fokus memperjuangkan aspirasi masyarakat yang telah memilihnya", kata Zulkifli.
Karena itu menurut Zulkifli tema Saatnya Seniman, Budayawan, Olahragawan Bicara yang dipakai sebagai tema acara tersebut sangat cocok. Apalagi selama 2015 baik Seniman, Budayawan, maupun Olahragawan tidak memiliki kesempatan bicara. Mereka terpinggirkan oleh ulah anggota DPR dan para menteri yang selalu membuat kegaduhan.