Wapres JK Harap Setya Novanto Mundur dari Ketua DPR
- ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
VIVA.co.id - Wakil Presiden Jusuf Kalla setuju dengan desakan berbagai pihak melalui petisi agar Setya Novanto mundur sebagai Ketua Dewan Perwakilan Rakyat.
Setya Novanto tersangkut kasus etik terkait rekaman percakapannya bersama Presiden Direktur PT Freeport Maroef Sjamsoeddin dan pengusaha Riza Chalid. Percakapan itu diduga terkait pencatutan nama Presiden Joko Widodo untuk meminta saham Freeport.
"Ya itu (mengundurkan diri) lebih bagus sebenarnya, lebih sportif," kata Wakil Presiden Jusuf Kalla, di kantornya, Senin, 7 Desember 2015.
Kalla menilai Setya Novanto sudah dua kali melanggar etika. Pertama, terkait pertemuan dengan kandidat calon Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.
Selanjutnya, kata Kalla, saat ini terkait minta saham PT Freeport Indonesia. Yang menurut Kalla, jauh lebih tidak etis.
"Mana lebih berat, ini pertemuan Trump dengan pertemuan minta saham? Lebih berat mana? Lebih tidak pantas. Maka etikanya harus menjadi pertanyaan, praktik. Itu saja sebenarnya. Bukan soal tertutup terbuka. Soal peristiwa itu," kata Kalla.
Wapres mengaku tidak memantau apa yang terjadi di MKD saat ini. Mengingat masih ada rapat kabinet di Kantor Presiden. Namun dia yakin, di persidangan Novanto pasti ada lobi-lobi politik.
"Ya namanya lembaga politik pasti lobi-lobi, itu bisa-bisa saja," kata Wapres.
Sebelumnya, anggota MKD lain, Guntur Sasono, mengungkapkan dalam persidangan yang berlangsung tertutup itu Novanto keberatan dengan rekaman yang diserahkan Menteri ESDM, Sudirman Said. Bahkan hingga diputar dua kali dalam persidangan MKD.
"Ini tadi mendengar pembelaan, beliau ya kurang bisa menerima apa yang disampaikan oleh pengadu, sehingga beliau mencoba untuk membela," ujar Guntur. (ase)