Jokowi Harus Perhatikan Loyalitas Menteri Saat Reshuffle

Pelantikan menteri hasil reshuffle Kabinet Kerja
Sumber :
  • Nila Chrisna
VIVA.co.id
- Isu
reshuffle
kabinet jilid II terus menguat setelah 1 tahun pemerintahan Jokowi-JK dinilai tak menghasilkan banyak kemajuan. Direktur Eksekutif Poltracking, Hanta Yuda, mengatakan Presiden Jokowi, harus memiliki indikator dan instrumen yang jelas untuk mengevaluasi menterinya.

"Jadi presiden harus punya data cara mengevaluasi dan punya instrumen. Karena reshuffle memiliki dampak," ujar Hanta, Jakarta, Sabtu 7 November 2015.

Hanta menyebutkan sejumlah instrumen yang bisa menjadi bahan evaluasi Presiden pada para menterinya. Pertama, berbasis kinerja. Kedua, evaluasi publik. Ketiga, loyalitas. Selanjutnya, kegaduhan.

HNW PKS: Kabinet Jokowi Kental Nuansa Transaksional
Menurutnya ketika kinerja pemerintah meningkat dan janji-janjinya terealisasi, maka dukungan publik pada presiden tentu akan menguat. "Ketika dukungan publik kuat otomatis legitimasi presiden juga akan menguat," ujar Hanta.

Politikus Gerindra: Menteri Evaluasi Menteri Tidak Cocok
Menurutnya, ketika dukungan dan legitimasi publik menguat, maka selemah apapun dukungan partai tidak berpengaruh. Sehingga persoalan kinerja ini menjadi hal utama yang harus diperhatikan.

Jokowi: Angkat dan Ganti Menteri Urusan Saya
Selain itu, menurut Hanta, Presiden harus memperhatikan loyalitas para pembantunya. "Presiden harus mengevaluasi menteri yang lebih loyal pada partainya ketimbang pada dirinya. Sehingga jangan sampai menteri malah membawa visi misi di luar visi misi Presiden," jelas Hanta.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.

Sri Mulyani Masuk Kabinet, DPR Sudah Tutup Kasus Century

DPR tak akan buang energi menyinggung Sri Mulyani dengan kasus Century

img_title
VIVA.co.id
28 Juli 2016