Presiden PKS: Draf Revisi Itu Isinya Pelemahan KPK
Senin, 12 Oktober 2015 - 13:28 WIB
Sumber :
- VIVA.co.id/Ikhwan Yanuar
VIVA.co.id
- Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS), M. Sohibul Iman mengharapkan, revisi Undang-Undang Komisi Pemberantasan Korupsi (PKS) nomor 30 tahun 2002 sebaiknya atas inisiatif Presiden Joko Widodo.
"Agar hasilnya konstruktif bagi pemberantasan korupsi, bukan melemahkan, maka perubahan (revisi UU KPK) harus inisiatif pemerintah (Presiden Jokowi), setelah itu diserahkan ke DPR," kata Sohibul Iman usai Seminar PKS di Semarang, Jawa Tengah, Senin, 12 Oktober 2015.
Kendati demikian, sikap PKS terhadap draf revisi UU KPK sudah sangat jelas, yakni mendukung perubahan sejumlah pasal di UU KPK. Pihaknya berpandangan, perubahan itu untuk membuat lembaga antirasuah itu lebih baik lagi. "Kebutuhan untuk memperbaiki UU KPK setelah 15 tahun jelas ada," ujar dia.
Pentingnya inisiatif presiden terkait UU KPK, lanjut dia, agar proses perubahan itu lebih konstruktif. Para politikus-politikus di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) sifatnya hanya menyatakan sikap mereka terkait UU KPK.
"Kalau fraksi-fraksi memasukkan sikap partai masing-masing (setelah dari pemerintah) di situ akan terjadi proses yang konstruktif," kata dia.
Jika usulan UU itu berasal dari DPR, PKS menganggap kemungkinan besar pembahasannya akan sangat membutuhkan waktu panjang. Apalagi polemik penolakan darf UU KPK sendiri saat ini sudah menimbulkan polemik panjang di kalangan masyarakat.
Seperti ketakutakan publik terkait salah satu pasal yang menyatakan usia KPK dibatasi 12 tahun. Dalam pasal lain, KPK pun hanya boleh mengusut kasus korupsi di atas Rp50 miliar, dan bisa menyadap apabila mendapat izin dari Kepala Pengadilan.
Baca Juga :
Presiden Jokowi Tunda Sementara Revisi UU KPK
Cabut Revisi UU KPK, Demokrat Dekati PKS dan Gerindra
Butuh dukungan pemerintah dan mayoritas partai politik di DPR.
VIVA.co.id
25 Februari 2016
Baca Juga :