Hari Ini PAN Jelaskan ke KMP Mengapa Menyeberang
Kamis, 3 September 2015 - 06:08 WIB
Sumber :
- ANTARA/Yudhi Mahatma
VIVA.co.id
- Ketua Umum PAN (Partai Amanat Nasional), Zulkifli Hasan, bakal menyampaikan peralihan sikap politik partainya kepada pimpinan koalisi merah putih hari ini, Kamis 3 September 2015. Zulkifli mengaku siap memberikan keterangan terkait posisi poltik partainya yang kini sudah merapat ke koalisi Indonesia hebat (KIH).
"Kan ada pertemuan. (Jadi) akan disampaikan," katanya di gedung DPR RI, Jakarta, Rabu 2 September 2015.
Zulkifli membantah ada yang memengaruhi dirinya dan PAN untuk berubah haluan sehingga PAN meninggalkan KMP. Pernyataannya sekaligus membantah pernyataan Ketua Umum Hanura, Wiranto.
"Ini kita sendiri dan PAN sendiri," katanya.
Ketua MPR itu juga menyangkal PAN menerima iming-iming untuk menduduki tiga jabatan penting, dua di antaranya sebagai posisi menteri. Perubahan sikap partainya diklam sebagai kepedulian PAN terhadap kondisi bangsa saat ini.
Baca Juga :
Akhirnya, Jokowi Beri Jatah PAN di Pemerintahan
"Sudahlah tidak perlu berandai-andai. Jabatan itu, kan, amanat saja. Yang jelas kami tidak ke KMP atau KIH lagi. Mau gontok-gontokan, orang harga harga sekarang sudah mahal, mau beli apa-apa mahal," katanya.
"Jadi kekuatan di negara itu kan ekonomi politik. Jadi kalau negara kuat, tangguh, kompak, insya Allah kesulitan seberat apa pun bisa kita hadapi," katanya.
Rabu, 2 September 2015 siang Partai Amanat Nasional resmi menyatakan bergabung dengan pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wapres Jusuf Kalla. Itu disampaikan Ketua Umum partai berlambang matahari, Zulkifli Hasan, usai bertemu Jokowi di Istana Merdeka.
Turut hadir adalah Sekretaris Jenderal PAN, Ketua Majelis Pertimbangan Pusat PAN Soetrisno Bachir, dan Ketua Umum Hanura Wiranto sebagai mediator pertemuan tersebut.
"Kami sepakat bulat menyatakan PAN bergabung, kalau sebelumnya mendukung, dengan pemerintah untuk menyukseskan seluruh program-program pemerintah," kata besan mantan Ketua Umum PAN Amien Rais itu.
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
"Jadi kekuatan di negara itu kan ekonomi politik. Jadi kalau negara kuat, tangguh, kompak, insya Allah kesulitan seberat apa pun bisa kita hadapi," katanya.