Komisi I DPR: TNI-Polri Bentrok, Presiden Harus Turun Tangan
- VIVAnews/Ikhwan Yanuar
VIVA.co.id - Bentrokan yang terjadi antara anggota TNI dengan Polri di Polewali Mandar, Sulawesi Barat, pada Minggu, 30 Agustus 2015 lalu menyebabkan satu anggota TNI tewas. Peristiwa itu dinilai akan membuat masyarakat kehilangan kepercayaan kepada kedua alat negara tersebut.
"Kepercayaan rakyat lama-kelamaan akan pudar. Siapa yang akan mengawal NKRI kalau mereka sibuk berkelahi?" kata anggota Komisi I DPR, TB Hasanuddin, Selasa, 1 September 2015.
Menurut politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan ini, Presiden harus segera meminta pertanggungjawaban perwira yang membawahi para prajurit itu.
"Presiden harus serius turun tangan meminta pertanggungjawaban perwira level atas setingkat Pangdam dan Kapolda," ujar TB.
Purnawirawan TNI Angkatan Darat ini juga menilai peristiwa itu begitu memalukan. Dia tak sepakat apabila insiden itu dianggap remeh. Sebab, bentrok dua institusi bersenjata itu sudah sekian kali terjadi.
"Sudah lewat dari kewajaran. Sudah bukan disebut pelanggaran disiplin lagi, tapi sudah menjurus kepada demoralisasi," tuturnya.
Puluhan anggota TNI dan Polri di Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat, terlibat bentrok, Minggu, 30 Agustus 2015. Akibat kejadian ini, satu anggota TNI dari Yonif 721 Majene bernama Prada Yuliadi meninggal dunia karena terkena tembakan di bagian perut.
Sementara itu, satu anggota polisi dari Polres Kota Polewali Mandar terluka parah dan harus mendapatkan perawatan intensif di RS setempat. (ase)