Perindo: Ekonomi Indonesia ke Arah Bahaya
Sabtu, 27 Juni 2015 - 22:37 WIB
Sumber :
- VIVAnews/Ikhwan Yanuar
VIVA.co.id
- Ketua Umum Partai Perindo Hary Tanoesoedibjo mengungkapkan bahwa saat ini pemerintah gagal mempertahankan stabilitas ekonomi. Sebab, saat ini perekonomian Indonesia menuju ke arah yang membahayakan.
"Saya bisa salah, bahwa saat ini arah ekonomi Indonesia ke arah yang membahayakan. Ekonomi Indonesia awal tahun 2015 ini rasanya seperti awal tahun 2000 bahkan seperti tahun 98-99," ujarnya di kantor Perindo, Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, Sabtu, 27 Juni 2015.
Kata Hary, 65 persen ekonomi Indonesia saat ini ditopang dari sektor Migas, dan parahnya saat ini harga dari komoditas migas sedang turun. Oleh karena itu, wajar jika pembangunan di dalam negeri tidak berjalan seperti yang diharapkan.
Baca Juga :
Rupiah Melemah, Tertekan Gejolak Ekonomi Global
"Saya bisa salah, bahwa saat ini arah ekonomi Indonesia ke arah yang membahayakan. Ekonomi Indonesia awal tahun 2015 ini rasanya seperti awal tahun 2000 bahkan seperti tahun 98-99," ujarnya di kantor Perindo, Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, Sabtu, 27 Juni 2015.
Kata Hary, 65 persen ekonomi Indonesia saat ini ditopang dari sektor Migas, dan parahnya saat ini harga dari komoditas migas sedang turun. Oleh karena itu, wajar jika pembangunan di dalam negeri tidak berjalan seperti yang diharapkan.
"Kita bisa menjadi solusi bagi Indonesia, tepat dan cepat. Kalau tepat tetapi terlambat bisa berbahaya. Karenanya kita harus cepat. Jangan sampai Indonesia masuk ke dalam krisis atau stagnasi," ujarnya.
Sementara itu, Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais juga menerangkan hal yang sama bahwa saat ini kemunduran ekonomi semakin terasa, pengangguran meluas, dolar semakin perkasa, serta pabrik berguguran. Ia menegaskan secepatnya Presiden Joko Widodo (Jokowi) harus melakukan
reshuffle
.
"Jokowi harus mengambil tindakan cepat karena kalau yang tadinya mendukung bisa jadi malah anti. Karena itu saya berharap ada perubahan. Mudah-mudahan Jokowi
capable
," tutur kata.
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
"Kita bisa menjadi solusi bagi Indonesia, tepat dan cepat. Kalau tepat tetapi terlambat bisa berbahaya. Karenanya kita harus cepat. Jangan sampai Indonesia masuk ke dalam krisis atau stagnasi," ujarnya.