DPR Bahas Terpisah Peristiwa Kudatuli

Sumber :
  • VIVAnews/Ikhwan Yanuar

VIVA.co.id - Anggota Komisi I DPR RI Effendi Simbolon mengatakan, peristiwa penyerangan kantor DPP PDIP atau yang dikenal dengan Peristiwa Kudatuli (Kerusuhan Dua Puluh Tujuh Juli) akan dibahas secara terpisah dalam proses uji kelayakan dan kepatutan calon kepala BIN, Sutiyoso.

Tim Pengawas Intelijen Dibentuk, Kepala BIN Tak Terganggu

"Ya itu ada kamar sendiri untuk menelaah persoalan apakah keterlibatannya aktif atau pasif atau menjadi hal yang menjadi unsur pidana atau apa," katanya saat dihubungi, Jumat, 12 Juni 2015.

Effendi menerangkan, peristiwa Kudatuli adalah fakta sejarah dan merupakan bencana politik yang sangat dramatis. Peristiwa ini tidak mudah dilupakan, bukan hanya oleh kader PDIP, melainkan juga bagi bangsa, sehingga perlu segera dituntaskan.

DPR Bentuk Pengawas Intelijen, Apa Fungsinya?

Namun, fit and proper test calon Kepala BIN Sutiyoso, hanya akan dilakukan seputar kewenangan Komisi I DPR. Proses ini mengacu pada Undang Undang intelijen.

"Ya kita akan clearkan nanti semuanya, yang menjadi ranah pertimbangan DPR. Kami tidak bisa memberi respon pertimbangan dalam bentuk seperti ini, kita akan pertimbangkan dari rekam jejak, apa dasar Presiden usulkan Sutiyoso, apa goalnya, apa targetnya," ujar anggota dewan asal PDI Perjuangan ini.

Sutiyoso: Bom Sarinah, BIN Tak Bisa Leluasa

Mengenai apakah, Sutiyoso akan mulus melalui tahapan di DPR, Effendi belum bisa memastikan.

"Kita lihat nanti pertimbangan masing-masing fraksi, kemudian dibawa lagi ke Paripurna. Baru diputuskan."

(mus)

Kepala BIN Dinilai Cari Popularitas dari Amnesti OPM

Masalah integrasi OPM mestinya diumumkan Presiden, bukan Kepala BIN.

img_title
VIVA.co.id
4 Februari 2016