Mahfud: Di Indonesia Tak Ada Parpol Islam

Mahfud MD Berkunjung ke Redaksi VIVAnews.Com
Sumber :
  • VIVAnews/Anhar Rizki Affandi
VIVAnews -
Polisi Buka Opsi Terapkan Sistem Ganjil Genap di Tempat Wisata saat Libur Lebaran
Mantan politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Mahfud MD, menilai wacana pembentukan koalisi poros tengah oleh partai-partai Islam untuk kedua kalinya bukanlah gagasan yang buruk. Namun, kata dia, dalam praktiknya, gagasan tersebut tidak akan berjalan.

Kiprah Irjen Mukti Juharsa, Polisi Pemberantas Jaringan Narkotika Internasional

"Partai itu selalu begitu, ketika berpikir untuk melawan seseorang, dengan satu kekuatan mau bersatu. Tetapi ketika partai sudah menyebut, orang itu bubar sendiri, hahahhahahaha..." ucap Mahfud usai memberikan ceramah dalam seminar 'Capres Bicara Pajak Untuk Indonesia Yang Mandiri' di Kampus UIN, Ciputat, Tangerang Selatan, Rabu 13 November 2013.
Cara Pesan Tiket Taman Margasatwa Ragunan Lengkap dengan Jadwal dan Tarifnya


Secara politik, menurut Mahfud, koalisi tersebut sulit terwujud karena semuanya punya keinginan yang berbeda-beda tentang kepemimpinan. Ia mencontohkan, jika di partai Islam ada kesepakatan lalu menunjuk seseorang, pasti ada yang mental, tidak ikut lagi di koalisi.


"Dengan alasan pasti di sana (pihak lawan) ada yang jaga. Nanti kalau di sini kalah, di sana kan masih ada kita. Alasannya begitu," ujarnya.


Alasan kedua adalah secara ideologis. Saat ini Mahfud tidak melihat ada partai Islam dan bukan Islam di Indonesia. "Mana partai Islam? Semua sama. Kalau mau ukuran AD/ART semua tujuannya untuk mensejahterakan sesuai dengan Pancasila dan UUD 45," ucapnya.


"Kalau bicara fakta politik, semua partai ada koruptornya, ada kyainya.

Lalu mana yang Islam? Di PDIP itu kyainya banyak, di Golkar juga banyak, koruptornya juga ada. Di PPP, PKB, PKS kyainya banyak, koruptornya juga banyak. Pokoknya partai Pancasila saja," lanjutnya.


Mahfud mengaku pesimis atas koalisi yang kini didengung-dengungkan itu. Meskipun, ia mempersilakan mereka untuk mencobanya.


"Dicoba saja, tetapi itu tidak harus dipandang sebagai ideologi Islam. Itu hanya sebuah pengelompokan politik, di mana orang ingin berkontestasi memperebutkan kekuasaan saja. Tapi kalau mau dikatakan partai Islam, saya kira orang Islam sendiri juga keberatan," tuturnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya