Ronde Kedua Duel Khofifah-Soekarwo di Pilkada Jatim
Jumat, 2 Agustus 2013 - 06:03 WIB
Sumber :
- http://dskemamang.wordpress.com
VIVAnews
– Keputusan Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) meloloskan pasangan Khofifah Indar Parawansa-Herman Suryadi Sumawiredja sebagai peserta Pilkada Jawa Timur 2013, tak pelak membuat banyak pihak memprediksi pertarungan politik pada Pilkada Jatim 2008 akan terulang.
Pilkada Jatim 2008 menjadi ajang duel berkepanjangan antara Khofifah dan Soekarwo. Saat itu Khofifah maju berpasangan dengan Moedjiono, dan Soekarwo bersama Saifullah Yusuf seperti saat ini. Rivalitas kedua calon gubernur ini membuat Pilkada Jatim berlangsung sangat melelahkan hingga tiga putaran.
Pada putaran pertama, perolehan suara Khofifah dan Soekarwo tak ada yang mampu mencapai syarat sebagai pemenang, sehingga KPU Jatim mengulangi Pilkada. Pada putaran kedua, Soekarwo memang tipis atas Khofifah. Soekarwo meraih 217.076 suara, di atas Khofifah yang meraup 195.315 suara.
Baca Juga :
Bela Gus Miftah, Ini Kata Farhat Abbas
Pilkada Jatim 2008 menjadi ajang duel berkepanjangan antara Khofifah dan Soekarwo. Saat itu Khofifah maju berpasangan dengan Moedjiono, dan Soekarwo bersama Saifullah Yusuf seperti saat ini. Rivalitas kedua calon gubernur ini membuat Pilkada Jatim berlangsung sangat melelahkan hingga tiga putaran.
Pada putaran pertama, perolehan suara Khofifah dan Soekarwo tak ada yang mampu mencapai syarat sebagai pemenang, sehingga KPU Jatim mengulangi Pilkada. Pada putaran kedua, Soekarwo memang tipis atas Khofifah. Soekarwo meraih 217.076 suara, di atas Khofifah yang meraup 195.315 suara.
Kubu Khofifah yang menduga ada kecurangan di balik kemenangan Soekarwo, kemudian mengajukan uji materi ke Mahkamah Konstitusi. MK mengabulkan gugatan kubu Khofifah sehingga Pilkada diulang ke putaran ketiga. Di putaran ketiga ini, Soekarwo tetap unggul atas Khofifah.
Tapi Khofifah tetap tak menerima hasil Pilkada. Ia kembali memperkarakannya. Menurut Khofifah, menjelang pemungutan suara, ada Tempat Pemungutan Suara (TPS) yang dipindah dari lokasi yang ditentukan semula sehingga pemilih kesulitan mencapai TPS. Daftar Pemilih Tetap (DPT) pun diacak, ada pemilih di bawah umur yang diikutsertakan dalam pemilihan, dan undangan Pilkada tak disebar merata kepada masyarakat.
Sayangnya, kata Khofifah, saat mengajukan gugatan yang kedua kalinya ke MK terkait hasil Pilkada Jatim putaran ketiga, pihaknya tidak pernah diregister. Oleh sebab itu sampai saat ini Khofifah menilai keputusan hasil Pilkada Jatim 2008 hanya bersifat sepihak.
Ucapan Khofifah itu ditepis oleh kubu Soekarwo. “Kemenangan pasangan Soekarwo-Saifullah Yusuf adalah murni karena pilihan rakyat. Hasil putaran ketiga membuktikan, berapa kali pun Pilkada Jatim diulang, mereka tetap saja akan menang,” kata Achmad Mubarok dari Demokrat.
Kembali berduel
Dalam Pilkada Jatim 2013, Soekarwo mendapat dukungan politik terbanyak dari 27 partai, yaitu Demokrat, Golkar, PKS, PAN, Gerindra, PPP, Hanura, PKNU, PDS, PBR, dan sisanya adalah partai non-parlemen. Dengan dukungan besar itu, bila syarat pengajuan cagub-cawagub harus memenuhi minimal 15 persen suara, Soekarwo memperoleh dukungan berlebih sekitar 70 persen suara.
Sementara Khofifah didukung oleh 6 partai politik, yaitu Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Karya Peduli Bangsa (PKPB), Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI), Partai Persatuan Nahdlatul Ummah Indonesia (PPNUI), Partai Kedaulatan (PK), dan Partai Matahari Bangsa (PMB). Seluruh dukungan itu dihitung 15,55 persen suara, masih di atas syarat minimal 15 persen.
Masalah kemudian muncul setelah PK dan PPNUI juga tercatat memberikan dukungan kepada Soekarwo. Dukungan ganda inilah yang membuat KPU Jatim awalnya tak meloloskan Khofifah sebagai cagub Jatim, karena PK dan PPNUI dianggap tak memenuhi syarat. Padahal minus PK dan PPNUI, Khofifah tak mencapai syarat minimal 15 persen suara.
Dukungan ganda dari dua partai pendukungnya itu dibantah oleh Khofifah. “Ketua Umum PPNUI dan PK jelas-jelas sudah mengatakan tanda tangan mereka dipalsukan. Satu tanda tangan asli dan satu lagi palsu kok disebut dualisme. Itu jelas tindak pidana pemalsuan, bukan dukungan ganda,” kata Khofifah yang lantas menggugat KPU Jatim – dan memenangkan gugatan itu.
Menanggapi lolosnya Khofifah ke Pilkada Jatim, Saifullah Yusuf menghormati keputusan DKPP. Pria yang akrab disapa Gus Ipul itu mengatakan, selaku calon dalam Pilkada Jatim, ia dan pasangannya Soekarwo akan mematuhi apapun aturan penyelenggara pemilu.
Politisi Golkar Priyo Budi Santoso memperkirakan Pilkada Jatim akan semakin seru karena Soekarwo kini telah mendapatkan rival terberat – Khofifah. “Pilkada Jatim 2008 adalah pilkada paling lama se-Indonesia yang menguras energi. Apakah sejarah akan berulang atau tidak, yang jelas Pilkada Jatim 2013 sangat menarik untuk diikuti,” kata dia di Jakarta, Kamis 1 Agustus 2013.
Sementara itu, Demokrat yakin Soekarwo tetap tak terkalahkan. “Sekarang kan Pak Karwo sudah menancapkan kukunya di mana-mana. Masyarakat Jatim sudah mengenalnya. Maka
incumbent
ini tidak bisa dibendung,” kata Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrat, Sutan Bhatoegana.
PKB sebagai pendukung Khofifah tak ketinggalan melontarkan perang urat syaraf. “Kami akan
all-out
untuk memenangkan Khofifah,” kata Ketua Dewan Pimpinan Pusat PKB Marwan Ja’far di Jakarta. Menurutnya, seluruh tim sukses Khofifah sudah amat siap di lapangan. Mesin partai pun telah bekerja dan mengkonsolidasikan semua jaringan di Jawa Timur. (umi)
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Kubu Khofifah yang menduga ada kecurangan di balik kemenangan Soekarwo, kemudian mengajukan uji materi ke Mahkamah Konstitusi. MK mengabulkan gugatan kubu Khofifah sehingga Pilkada diulang ke putaran ketiga. Di putaran ketiga ini, Soekarwo tetap unggul atas Khofifah.