Priyo Budi: Para Menteri Membuka Aib Sendiri

Priyo Budi Santoso
Sumber :
  • VIVAnews/Adri Irianto

VIVAnews - Wakil Ketua Umum Partai Golkar, Priyo Budi Santoso menilai Indonesia tengah mengalami masa pancaroba yang ditandai banyaknya terjadi kemelut yang berlanjut pada konflik masyarakat meski dipicu masalah sepele.

Tak hanya itu, kegaduhan juga muncul dari pemerintahan yang sering menggosipkan masalah yang tengah terjadi, seperti perseteruan antar menteri, menteri dengan wakil rakyat dan kementerian dibawahnya.

"Saya tidak mengerti, apakah ini bagian dari pengalihan isu. Atau memang saatnya Senjakalaning (akhir kehancuran-red) kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono," kata Priyo disela acara Jalan Sehat Memperingati HUT Partai Golkar ke-48 di Surabaya, Minggu 18 November 2012.

Priyo menilai, permasalahan yang selama ini muncul ke permukaan sebetulnya tidak akan menjadi gaduh jika saja presiden bertindak cepat. Namun yang terjadi masalah itu diumbar dan menjadi wacana publik berkepanjangan.

"Ndak usah teriak-teriak seperti itu. Harusnya dilaporkan saja, dan presiden bisa segera menindak atau me-recall menteri-menteri yang bermasalah sambil proses hukum tetap berjalan," lanjutnya.

Tindakan yang selama ini diambil sejumlah menteri, menurut Priyo, seperti membuka aib sendiri. Terlebih lagi para menteri andalan terus mengumbar kalimat ke publik.

Perempuan Berisiko Dua Kali Lipat Kehilangan Semangat Kerja Akibat Stres

Dari berbagai kejadian beberapa hari terakhir, Priyo justru beranggaoan memang telah terjadi intrik-intrik atau kongkalikong di kabinet yang saat ini memimpin.

"Saya tidak tahu pasti, apakah semua ini bagian dari skenario pengalihan isu termasuk mandegnya proses hukum seperti soal Bank Century dan lainnya. Yang jelas, ini kurang baik, termasuk soal Dipo Alam yang diidikasikan ada kongkalikong. Menurut saya ini hal yang kurang baik di akhir kepemimpinan Presiden SBY. Harusnya presiden menjelaskan semua ini, agar semua rakyat Indonesia memahami," urai Priyo.

Ditambahkannya, Presiden sebetulnya bisa menyelesaikan dengan memanggil dan menindak jika terbukti ada pelanggaran. Dengan saling lapor dan dipertontonkan kepada masyarakat, justru membuat persoalan semakin melebar.

"Saya tidak mau generasi saya nanti meniru hal yang tidak baik," tegasnya. (adi)