Ini Penyebab Anggota DPR Korupsi
- VIVAnews/Ikhwan Yanuar
VIVAnews - Pengamat Parlemen dari Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia, Sebastian Salang mengungkapkan bahwa partai politik secara tidak sengaja bisa saja mendorong anggota DPR korupsi.
Sebab, kebutuhan dana partai politik sebagian besar dibebankan kepada anggota DPR. "Ada 'kreativitas-kreativitas' tambahan oleh anggota DPR untuk menyetor ke partai politik," kata Sebastian dalam diskusi di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu 9 Juni 2012.
Sebastian mengatakan bahwa semakin besar setoran anggota DPR kepada partai politik, makin besar pula pengaruhnya terhadap partai politik itu. "Paling tidak, menduduki posisi strategis," ujarnya.
Anggota DPR dari Fraksi Partai Amanat Nasional, Taslim Chaniago, yang juga menjadi pembicara dalam diskusi itu menegaskan bahwa korupsi di DPR terjadi, karena lemahnya sistem perencanaan.
"Biasanya dalam perencanaan anggaran ini ada kompromi. Kompromi ini yang menjadi korupsi di setiap pembahasan anggaran," katanya.
Sedangkan anggota DPR dari Fraksi PDIP, Dewi Aryani mengatakan bahwa korupsi terjadi di DPR karena ada beberapa faktor, yaitu karena adanya niat, sistem, dan kebutuhan. "Masalah kebutuhan ini bisa dibahas, apakah ada kebutuhan pribadi atau partai, dan ada tekanan tertentu," ujarnya.
Seperti diketahui, Ari Nurcahyono, peneliti Sugeng Sarjadi Syndicate mengungkap bahwa dari survei, masyarakat berpandangan bahwa banyak anggota DPR hanya mencari nafkah dibandingkan menjadi wakil rakyat.
"Yang menjalankan tugas sebagai wakul rakyat itu hanya 28 persen. DPR juga sebagai tempat partai kumpul, dan hanya 2,5 persen masyarakat yang mengatakan wakil rakyat kumpul. Jadi, DPR itu hanya untuk mencari nafkah bukan untuk wakil rakyat. Dari survei ini, publik ini cedas, ini mereka bilang DPR orang partai, ya menafkahi dirinya, menafkahi partainya," kata dia.