Aksi Biadab OPM Bunuh Guru dan Nakes di Yahukimo, DPR: Negara Tak Boleh Diam, Tindak Tegas!
- Puspen TNI.
Jakarta, VIVA - Negara diminta harus mengambil tindakan tegas terkait aksi biadab Organisasi Papua Merdeka (OPM) yang tega membunuh guru dan tenaga kesehatan atau nakes di Distrik Anggruk, Yahukimo, Papua Pegunungan. DPR pun menyoroti kelakuan biadab OPM yang juga dikenal sebagai kelompok kriminal bersenjata (KKB) itu.
Anggota Komisi I DPR RI TB Hasanuddin mengatakan negara harus mengambil tindakan tegas atas penyerangan yang dilakukan KKB.
"Guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa yang seharusnya dilindungi, bukan menjadi korban kekerasan. Negara tidak boleh diam, tindakan tegas harus segera dilakukan untuk menumpas kelompok ini," kata Hasanuddin dalam keterangannya, di Jakarta, Senin, 24 Maret 2025.
Menurut dia, serangan terhadap guru dan nakes itu merupakan bentuk teror yang bertujuan menciptakan ketakutan dan menghambat pembangunan sumber daya manusia di Papua.
Ilustrasi pasukan TPNPB OPM.
- Dokumentasi TPNPB
Dia bilang KKB bukan lagi kelompok separatis biasa. Namun, ia menyebut KKB sudah bertindak sebagai kelompok teroris yang merusak masa depan anak-anak Papua. Ia menyebut aksi KKB juga sebagai ancaman serius terhadap keutuhan bangsa.
"Aparat keamanan harus segera mengambil langkah cepat dan terukur untuk memastikan keamanan di wilayah tersebut serta menindak tegas para pelaku," jelas politikus PDIP itu.
Pun, Hasanuddin juga menyoroti pentingnya strategi keamanan yang lebih efektif dan terintegrasi di Papua. Upaya itu dengan memperkuat pengamanan di daerah-daerah rawan. Lalu, memastikan perlindungan terhadap tenaga pendidik serta masyarakat sipil.
"Saya meminta pemerintah mempercepat upaya penegakan hukum dan memberikan perhatian khusus kepada keluarga para korban. Kita tidak boleh membiarkan para pelaku ini terus meneror rakyat Papua dan mengganggu stabilitas nasional," katanya.
Sebelumnya, Kapolres Yahukimo Ajun Komisaris Besar Polisi Heru Hidayanto membenarkan aksi penyerangan KKB terhadap guru kontrak dan nakes di Distrik Anggruk, Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan. Dari laporan, aksi penyerangan itu terjadi pada Jumat, 21 Maret 2025 sekitar pukul 16.00 WIT. (Ant)