Prabowo Ganti Mendikti Saintek, Pakar: Ultimatum Menteri Lain yang Kinerjanya Tidak Oke
- VIVA.co.id/Rahmat Fatahillah Ilham
Jakarta, VIVA - Langkah Presiden Prabowo Subianto yang mengganti Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendikti Saintek) Satryo Soemantri Brodjonegoro jadi sorotan. Prabowo dinilai ingin beri bukti tak main-main.
Pakar politik yang juga Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia (PPI), Adi Prayitno menganalisa langkah Prabowo itu karena RI-1 tak main-main untuk sektor pendidikan.
“Ini yang sepertinya sebagai bentuk pembuktian bahwa Prabowo itu tidak pernah main-main dengan keinginannya untuk mewujudkan bagaimana program-program untuk kepentingan masyarakat, termasuk yang terkait dengan pendidikan,” kata Adi, dalam wawancara dikutip pada Kamis, 20 Februari 2025.
Adi menilai pergantian menteri juga karena respon dan keinginan publik setelah Prabowo sudah menjalani 100 hari kinerja pemerintahan. Ia menyebut menteri yang kinerja tak perform dan kontroversial bisa terkena reshuffle.
“Maka tidak ada cerita. Kalau ada menteri-menteri yang kinerjanya tidak perform, kemudian kontroversial dan merugikan masyarakat secara umum. Tidak ada cerita," ujarnya.
Satryo Soemantri Brodjonegoro
- VIVA.co.id/M Ali Wafa
Baca Juga: Satryo Soemantri Brodjonegoro: Saya Lebih Baik Mundur Daripada Diberhentikan
Pun, dia menambahkan momen reshuffle Mendikti Saintek kali ini juga semacam ultimatum politik kepada menteri lainnya agar bekerja dengan baik.
“Kalau ke depan kinerjanya tidak oke, kinerjanya selalu merugikan, bukan tidak mungkin mereka ini tinggal menghitung waktu juga," kata Adi.
Sementara, juru bicara Kantor Komunikasi Presiden Ujang Komaruddin menjelaskan pemotongan anggaran pendidikan dan beasiswa bagi mahasiswa untuk Uang Kuliah Tunggal (UKT) itu tidak benar adanya.
Ujang menegaskan tak ada efisiensi atau dikurangi dalam beasiswa. "Kita tahu bahwa beasiswa, bagi mahasiswa UKT itu tidak ada yang diefesiensikan. Tidak ada yang dikurangi, semuanya sesuai dengan ketentuan yang sudah ada," jelas Ujang.
Menurut Ujang, pernyataan yang sempat disampaikan Satryo Soemantri di DPR menimbulkan salah penafsiran. Penyataan itu menimbulkan kekhawatiran banyak kalangan terutama mahasiswa.
"Tidak sama sekali pemotongan itu. Jadi sekali lagi kami perlu jelaskan kepada teman-teman mahasiswa, itu tidak ada pemotongan. Ini kan berbahaya penafsiran seperti itu," tutur Ujang.
"Kami dari pemerintah ingin memastikan bahwa sejatinya beasiswa terkait dengan UKT itu sama sekali tidak naik. Dan, itu sudah dijelaskan oleh Ibu Menkeu ketika di DPR," ujar Ujang.