Puncak Perayaan Natal dan Tahun Baru PDIP Dilaksanakan di Flores Timur, Ini Alasan Megawati

Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto
Sumber :
  • Istimewa

Lewolaga, VIVA – Ketua Umum DPP PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri menyatakan, puncak perayaan Natal Nasional PDIP sengaja dilakukan di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), dengan mengambil tema “Menangis dan Tertawa Bersama Rakyat”.

Dukung Pertemuan Prabowo-Megawati, PAN Sebut Pertanda Baik bagi Politik Nasional

Puncak Perayaan Natal Nasional PDIP dilakukan di sebuah gereja di Desa Lewolaga, NTT, pada Minggu 26 Januari. Lebih dari seribu warga dan tokoh masyarakat Flores Timur tampak hadir. Jajaran PDIP sendiri dipimpin oleh Sekretaris Jenderal Hasto Kristiyanto. Ia ditemani oleh Ketua Panitia Natal Nasional PDIP My Esti Wijayanti, serta Ketua DPP PDIP Ribka Tjiptaning.

Sejumlah Anggota DPR RI juga hadir seperti Aria Bima, Andreas Hugo Pareira, Harris Turino, Edoardud Kaizei, Nico Siahaan, hingga Elfonda Once Mekel. Sementara jajaran PDIP NTT hadir dipimpin oleh Ketua DPD PDIP NTT Emilia Nomleni.

Sejarah Perjuangan Perayaan Imlek di Indonesia, Ada Andil Gus Dur dan Megawati

Perayaan puncak natal dan tahun baru PDIP di NTT

Photo :
  • Istimewa

Megawati sendiri hadir melalui sebuah video ucapan yang direkam dan diperdengarkan kepada ribuan peserta perayaan yang hadir. Semua tampak khusyuk mendengarkan isi ucapan Megawati.

Heboh Kabar Pertemuan Megawati dan Prabowo Lewat Zoom, Ini Kata PDIP!

“Pada kesempatan yang baik ini, saya mengucapkan hari raya Natal kepada seluruh umat kristiani dan sekaligus selamat tahun baru,” kata Megawati mengawali pidato ucapannya.

“Semoga cahaya Natal semakin mendorong umat kristiani untuk menjadi terang serta mengabdi pada nusa dan bangsa,” tambahnya.

Dilanjut Megawati, perayaan natal PDI Perjuangan ini sengaja diadakan di NTT.

“Karena sekaligus sebagai ungkapan solidaritas kami atas bencana meletusnya Gunung Leuwetobi Laki. Bencana alam tersebut telah menimbulkan korban jiwa dan kerugian yang tidak sedikit, serta terganggunya masyarakat terutama di Flores Timur,” urai Mega, yang disambut dengan tepuk tangan oleh peserta perayaan.

Dengan keprihatinan tersebut, iapun meminta agar perayaan natal nasional ini dapat mengungkapkan kepedulian, keprihatinan dan bela rasa PDIP untuk rakyat NTT. 

“Sebab natal mengandung pesan kuat bahwa kelahiran Yesus Kristus di dunia tidak hanya membawa terang di tengah kegelapan. Natal juga ungkapan solidaritas bagi yang tertindas yang diperlakukan tidak adil dan yang miskin,” tegas Megawati.

“Itulah spirit natal, yaitu membangun harapan baru, meretas jalan pembebasan dengan pengorbanan penuh cinta kasih kepada umat manusia,” tegasnya.

Megawati juga mengatakan, melalui perayaan natal dan tahun baru ini, seluruh rakyat dan bangsa Indonesia dapat segera bangkit mengobarkan optimisme, memberikan energi positif dalam seluruh aspek kehidupan dan memperkuat semangat bela rasa.

Lebih jauh, Megawati mengatakan, selaku ketua umum PDIP dan Presiden kelima RI, hatinga selalu mendoakan masyarakat NTT. Sebab di NTT, khususnya di Ende, Bung Karno telah menggali mutiara peradaban bangsa, yakni Pancasila. 

“Pancasila menjadi ideologi pemersatu bangsa, way of life dan sekaligus jalan bagi tata dunia baru yang lebih damai, aman, dan berkeadilan. Karena itulah NTT menempati tempat yang sangat khusus dalam sejarah perjuangan Bung Karno dan kemerdekaan Indonesia. NTT juga sangat berarti bagi keluarga besar PDI Perjuangan,” pungkas Megawati yang kembali disambut tepuk tangah riuh.

Sebelumnya, di pagi hari, terlebih dahulu dilakukan misa perayaan Natal yang dipimpin oleh Vikaris Jenderal Keuskupan Larantuka RD Gabriel Unto da' Silva, dengan homili oleh RD. Marcelinus Moi MSF.

Sekretaris Jenderal Hasto Kristiyanto menambahkan, lewat perayaan Natal bertema “Menangis dan tertawa bersama rakyat”, PDIP melaksanakan ajatan politik Bung Karno dan Megawati. 

“Kami diajarkan oleh bung Karno dan Ibu Megawati bahwa politik itu menyentuh seluruh aspek kehidupan,” ujar Hasto.

“Lihatlah di Betlehem. Apa yang tejadi di sana menunjukkan suatu bounding antara Allah sang pencipta dengan putranha yang tunggal, Yesus Kristus didampingi para gembala sebagai cahaya ilahi yang berpihak pada yang miskin, memberikan pertolongan kepada yang terpinggirkan dan yang diperlakukan tidak adil,” ujar Hasto.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya