Alasan Menteri Trenggono Ngaku Sulit Selidiki Pemilik Pagar Laut Tangerang

Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono di DPR Terkait Pagar Laut
Sumber :
  • VIVA.co.id/M Ali Wafa

Jakarta, VIVA - Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono berdalih pihaknya masih menyelidiki pemilik pagar laut di Tangerang, Banten. Dia menyebut proses identifikasi pelaku tidak mudah dan memerlukan waktu.

Menhub Usul ASN hingga Swasta WFA Tanggal 24-27 Maret 2025, Ini Alasannya

"Hingga hari ini, kami masih dalam proses penyidikan. Tuntutan masyarakat jelas, ingin mengetahui siapa yang memasang pagar tersebut, tapi tidak mudah," kata Trenggono saat rapat dengan Komisi IV DPR, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis, 23 Januari 2025.

Trenggono bilang pihaknya sudah dapat beberapa petunjuk terkait dugaan pemilik pagar laut. "Namun, tetap harus memanggil pihak-pihak terkait untuk memastikan kebenarannya," jelas Trenggono.

Wakil Ketua DPR: Izin Tambang bagi Perguruan Tinggi untuk Tambahan Dana

Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono di DPR Terkait Pagar Laut

Photo :
  • VIVA.co.id/M Ali Wafa

Dia juga mengakui pengawasan jadi tantangan besar bagi kementeriannya lantaran keterbatasan alat dan teknologi. 

PIK 2 Blak-blakan soal HGB Pagar Laut Tangerang: Itu Lahan Sawah yang Terabrasi

"Kami sebenarnya sudah mengajukan untuk memiliki sistem digital surveilans, tapi hingga kini belum terealisasi," ujarnya.

Menurut dia, masalah itu tak sepenuhnya berada di bawah wewenang KKP. Pengawasan di ruang laut juga melibatkan pemerintah daerah dan stakeholders lainnya.

"Kami sudah sering berkoordinasi dan saling memahami bahwa izin atau penerbitan apapun terkait ruang laut tidak boleh dilakukan sembarangan. Namun, pelanggaran tetap terjadi," kata Trenggono.

Pun, dia menambahkan kasus pagar laut di Tangerang bukanlah satu-satunya. Sebelumnya, KKP juga sudah menghentikan 196 kasus serupa terkait pembangunan di ruang laut. 

"Kejadian seperti ini sebenarnya sudah sering terjadi di berbagai wilayah Indonesia. Ke depan, kami berkomitmen untuk meningkatkan sistem dan koordinasi pengawasan agar kejadian serupa tidak terulang," imbuhnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya