Elite PKS Puji Program Quick Win Era Prabowo tapi Wanti-wanti Awas Kebocoran Anggaran

Presiden RI Prabowo Subianto saat menghadiri KTT ke-11 Developing Eight (D-8) di Istana Kepresidenan New Administrative Capital, Kairo, Mesir (sumber: Biro Pers Sekretariat Presiden)
Sumber :
  • VIVA.co.id/Yeni Lestari

Jakarta, VIVA - Anggota Komisi XI DPR Fraksi PKS, Anis Byarwati memuji dan mendukung komitmen Presiden Prabowo Subianto untuk menjadikan APBN 2025 sebagai alat untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Namun, Anis juga mewanti-wanti agar kebocoran anggaran bisa terus diminimalkan.

Mulai dari Sekarang! 9 Tips Mudah Menghemat Uang untuk Ibu Rumah Tangga

Anis menekankan, meskipun audit oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dalam Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) sudah dilakukan setiap tahun, namun potensi kebocoran anggaran masih ada. Kata dia, kebocoran itu baik di pos pendapatan negara, terutama pajak, maupun di pos belanja negara.

"Apalagi sudah ada audit yang dilakukan oleh BPK dalam LKPP setiap tahunnya. Tapi potensi kebocoran APBN masih tetap ada, baik yang terdapat di pos pendapatan negara terutama pajak, maupun yang terdapat dalam pos belanja negara," kata Anis dalam keterangannya, Rabu, 25 Desember 2024.

Strategi Gubernur Jawa Barat Terpilih Dedi Mulyadi Realisasikan Makan Bergizi Gratis Rp 10 Ribu

Anis pun menyoroti indikator tingginya kebocoran anggaran yang tercermin dalam angka Incremental Capital Output Ratio (ICOR) sebesar 6,5. ICOR merupakan parameter yang menunjukkan efisiensi investasi di suatu negara.

Anggota Komisi XI DPR RI, Anis Byarwati

Photo :
  • DPR RI
Akademisi UI Minta Presiden Prabowo Harus Tegas dan Jangan Kompromi dengan Koruptor

Menurut dia, semakin kecil angka ICOR maka makin efisien biaya investasi untuk menghasilkan output tertentu. Dibandingkan dengan negara-negara ASEAN lainnya, angka ICOR berkisar antara 4,0 hingga 5,0. Hal ini dinilai menunjukkan bahwa investasi di Indonesia masih kurang kompetitif.

Lebih lanjut, Anis juga mengingatkan penurunan Indeks Persepsi Korupsi (IPK) Indonesia dalam beberapa tahun terakhir mencerminkan masalah yang masih ada dalam pengelolaan anggaran negara.

"Artinya investasi di Indonesia menjadi tidak kompetitif. Selain itu, bisa terlihat dari angka Indeks Persepsi Korupsi Indonesia yang terus mengalami penurunan dalam beberapa tahun terakhir," ujarnya.

Kendati begitu, Anis apresiasi terhadap pos belanja program prioritas pemerintah yang telah diakomodasi dalam APBN 2025.

"Tentunya kita berkomitmen untuk membantu menyukseskan program Quick Win pemerintahan baru tersebut, karena berhubungan erat dengan program meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” ujarnya. 

Beberapa program yang menjadi fokus perhatian Legislator Dapil DKI Jakarta I itu antara lain Program Pemberian Makanan Bergizi Gratis (MBG), yang mencakup pemberian makan siang bagi ibu hamil, ibu menyusui, balita. Selain itu, peserta didik di seluruh jenjang pendidikan, dari prasekolah hingga pendidikan menengah, baik umum, kejuruan, maupun keagamaan.

Kemudian, Anis menyebut program pemeriksaan kesehatan gratis. Program ini ditujukan untuk 52,2 juta orang meliputi pemeriksaan tensi, gula darah, foto rontgen untuk screening penyakit katastropik.

Masih terkait kesehatan, pemerintah juga memiliki target pembangunan Rumah Sakit (RS) lengkap berkualitas di daerah, dengan peningkatan RS tipe D menjadi RS tipe C serta sarana prasarana dan alat kesehatannya. 

Tak hanya itu, anggota Badan Legislasi DPR RI itu juga menaruh harapan pada Program Renovasi Sekolah.

“Program Renovasi Sekolah akan mencakup renovasi ruang kelas, mebel, dan MCK di seluruh Indonesia. Harapannya akan memperbaiki kualitas sarana dan prasarana sekolah," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya