Jokowi Tanpa Partai dan Diisukan Gabung Golkar, Bahlil: Kami Selalu Terbuka kepada Siapa Saja

Ketum Partai Golkar Bahlil Lahadalia
Sumber :
  • VIVA.co.id/Andrew Tito

Jakarta, VIVA — Ketua Umum Partai Golkar, Bahlil Lahadalia mengatakan partai yang dipimpinnya adalah organisasi yang inklusif. Menurut dia, Golkar terbuka bagi siapa saja yang ingin mengabdi kepada rakyat, dan negara melalui jalur politik. 

Effendi Simbolon Dorong Jokowi dan Megawati Bisa Berdamai, Ini Alasannya

Bahlil bilang Golkar tak membatasi anggotanya berdasarkan latar belakang termasuk kemungkinan Presiden ke-7 Indonesia Joko Widodo gabung ke partai berlambang pohon beringin itu. 

Dia menuturkan, Jokowi adalah figur yang memberikan kontribusi signifikan selama 10 tahun masa kepresidenannya. Kata Bahlil, prestasi pemerintahan Jokowi juga dihasilkan cukup luar biasa.

PDIP Tak Bantah Isu Jokowi Mau 'Obok-obok' Internal Partai Lewat Pelengseran Hasto

“Kami selalu terbuka kepada siapa saja. Dan, kami menghormati keputusan setiap warga negara," kata Bahlil di markas DPP Partai Golkar, Jumat 19 Desember 2024.

Ganjar Pranowo,Presiden Jokowi, & Megawati Soekarnoputri di Rakernas PDIP.

Ganjar Pranowo,Presiden Jokowi, & Megawati Soekarnoputri di Rakernas PDIP.

Photo :
  • YouTube PDIP
Video Emak-emak Viral Nyanyi 'Waktu Ku Kecil' Dinotice Jokowi, Warganet Senggol Gibran

Lebih lanjut, Bahlil bicara mengenai formulasi yang harus dilakukan untuk sistem pemilu yang lebih baik di Indonesia. Ia menekankan pentingnya merumuskan sistem pemilu yang sesuai dengan adat dan budaya Timur serta kebutuhan masyarakat Indonesia. “Demokrasi bukanlah tujuan akhir dari sistem politik kita,” kata Bahlil.

Bahlil menuturkan demokrasi sebagai intrumen untuk memperjuangkan kesejahteraan rakyat.

“Demokrasi hanyalah instrumen untuk mencapai kesejahteraan, pendidikan, dan kesejahteraan masyarakat yang lebih luas. Ini yang lebih penting,” ujar Bahlil. 

Ia bilang pemilu harus bisa merepresentasikan aspirasi rakyat secara lebih adil dan inklusif.

Dalam pandangannya, Bahlil mengatakan proses dialektika demokrasi harus terus berjalan. Ia menyarankan agar tak hanya fokus pada pelaksanaan pemilu. Namun, juga hasilnya dapat memberikan dampak nyata terhadap pembangunan bangsa.  “Kita harus mencari formulasi yang tepat,” kata Bahlil.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya