Angka Golput di Pilkada 2024 Tinggi, Wamendagri: Faktor Cuaca dan Jenuh
- Kemendagri
Jakarta, VIVA – Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri), Bima Arya mengungkap ada banyak faktor yang menyebabkan angka golongan putih (golput) tinggi pada kontestasi Pilkada Serentak 2024.
Padahal, menurutnya, jika partisipasi pemilih di Pilkada 2024 lebih tinggi akan lebih baik bagi legitimasi demokrasi di Indonesia.
"Jadi banyak faktor, enggak ada faktor tunggal yang menjelaskan itu. Tapi apapun itu, tingkat partisipasi politik yang tinggi ya jelas lebih baik bagi legitimasi demokrasi," kata Bima Arya di Kompleks Parlemen, Senayan Jakarta Pusat, dikutip Rabu, 11 Desember 2024.
Tingginya angka golput, kata Bima Arya, bisa disebabkan oleh faktor administratif, faktor ideologis, hingga faktor teknis, di mana penyelenggaraan Pilkada ini berdekatan waktunya dengan Pilpres dan Pileg 2024.
"Mungkin juga ada faktor kejenuhan di situ. Kemudian ada juga mungkin ya faktor cuaca, bencana gitu. Kita lihat di beberapa daerah karena ini musimnya memang musim bencana, jadi mengurangi partisipasi itu. Ada juga faktor TPS yang lebih sedikit sehingga jaraknya jauh antara pemilih sampai TPS," ungkap Bima Arya.
Sebelumnya diberitakan, Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI mengungkapkan bahwa rata-rata nasional partisipasi pemilih dalam Pilkada 2024 mencapai 68 persen dan hal itu termasuk capaian yang luar biasa.
“Dalam kaca mata kami, itu sudah luar biasa di tengah tahapan-tahapan yang seperti ini. Tentu kami berterima kasih sekali atas semua partisipasi banyak pihak, para pemilih yang sudah menggunakan hak pilih,” kata Ketua KPU RI Mochammad Afifuddin dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi II DPR RI di Kompleks Parlemen, Jakarta, pada Rabu, 4 Desember 2024.
Walaupun demikian, dia mengatakan bahwa KPU RI akan mengevaluasi secara menyeluruh terhadap penurunan partisipasi pemilih bila dibandingkan dengan Pemilu 2024.
“Tentu kami harus melakukan evaluasi secara menyeluruh. Apakah di internal kebijakan kami maupun di tingkat situasi yang lain (yang menyebabkan penurunan partisipasi pemilih pilkada),” ujarnya.