Diplomasi Prabowo Tetap Jaga Hubungan Konstruktif, Tak Kesampingkan Kedaulatan RI di Laut China Selatan

Pertemuan Presiden Prabowo dengan Presiden China Xi Jinping
Sumber :
  • Florence Lo/Pool Photo via AP

Jakarta, VIVA - Ulasan media asal Inggris, The Economist yang menyoroti diplomasi Presiden RI Prabowo Subianto baru-baru ini ke Cina hingga Amerika Serikat (AS) jadi perhatian. Tulisan The Economist mengesankan RI mengabaikan kedaulatannya di Laut Cina Selatan.

Gerindra: Prabowo Belum Terlalu Menghiraukan Pilpres 2029

Dalam tulisan tersebut terkesan bahwa RI mengabaikan kedaulatannya di Laut Cina Selatan usai penandatanganan joint development dengan Cina di sektor maritim.

Pengamat dan Co-Founder Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), Khairul Fahmi menanggapi ulasan The Economist yang tak berdasar. Dia mengatakan demikian karena posisi RI selama ini memandang kawasan Laut Cina Selatan adalah wilayah sengketa

Arahan Prabowo di Hari Pertama Program MBG: Bahan Baku Tak Boleh Impor!

“Padahal, kenyataannya, Indonesia selalu menegaskan Laut Cina Selatan adalah wilayah yang penuh dengan sengketa. Dan, Indonesia tetap konsisten menjaga kedaulatan dan hak berdaulatnya dengan tegas berdasarkan UNCLOS 1982,” kata Fahmi di Jakarta, Kamis, 5 Desember 2024.

Menurut Fahmi, diplomasi yang dilakukan Prabowo mengadopsi sikap pragmatis dalam menghadapi Cina yang merupakan kekuatan besar di kawasan. Dia menganalisa hal itu bukan berarti mengorbankan prinsip.

Makan Bergizi Gratis Dimulai Besok, 190 Dapur Siap Beroperasi

Pertemuan Presiden Prabowo dengan Presiden AS Joe Biden

Photo :
  • Biro Setpres

Namun, melihat langkah itu lebih kepada membangun hubungan yang konstruktif dan menghindari ketegangan yang tidak perlu. 

Fahmi mengatakan RI tak mengesampingkan prinsip kedaulatan. Tapi, Prabowo berusaha mengelola hubungan dengan Cina dengan bijaksana. Sebab, negara Tirai Bambu itu punya peran penting dalam perekonomian global.

“Sebagai negara yang memegang teguh kebijakan luar negeri bebas aktif, Indonesia di bawah kepemimpinan Prabowo Subianto menghadapi tantangan diplomatik yang sangat kompleks," jelas Fahmi.

Menurut dia, lawatan Prabowo ke sejumlah negara termasuk Cina sebagai langkah untuk perkuat posisi RI. "Kunjungan luar negeri pertama Presiden Prabowo menunjukkan upaya serius untuk memperkuat posisi Indonesia di kancah internasional dan memperluas pengaruh negara,” tutur Fahmi.

Pun, dia menambahkn diplomasi RI yang dilakukan dihadapkan dengan banyak tantangan. Namun, Prabowo dianggap mencoba tetap fokus menjaga kedaulatan negara dan membangun hubungan konstruktif dengan berbagai pihak. 

Selain itu, Prabowo ingin coba beradaptasi dengan perubahan global. Kata dia, semua itu adalah langkah yang dibutuhkan RI untuk tetap relevan dalam percaturan politik dunia yang semakin kompleks. 

“Sebagai pemimpin baru, Prabowo tentu akan terus belajar dan menyesuaikan kebijakan luar negerinya dan ini adalah bagian dari dinamika pemerintahan yang harus dihargai,” ujar Fahmi.
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya