Wamendagri Ungkap Penyebab Rendahnya Partisipasi Masyarakat di Pilkada 2024
- ANTARA
Jakarta, VIVA - Wakil Menteri Dalam Negeri, Bima Arya mengatakan pihaknya masih menunggu data dari KPU terkait rendahnya partisipasi pemilih di Pilkada Serentak 2024 yang dilaksanakan pada Rabu, 27 November 2024. Sebab, kata dia, di beberapa daerah terlihat sekali menunjukkan angka yang berbeda-beda.
“Kita masih tunggu data dari teman-teman KPU secara keseluruhan. Memang di beberapa daerah terlihat sekali menunjukkan angka yang berbeda, yang lebih rendah,” kata Bima Arya dikutip pada Selasa, 3 Desember 2024.
Mungkin, ia menilai rendahnya partisipasi masyarakat dalam Pilkada Serentak 2024 karena adanya kejenuhan. Karena menurut dia, pelaksanaan Pemilu 2024 dengan Pilkada Serentak 2024 jaraknya terlalu berdekatan. Diketahui, Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden dilaksanakan pada 14 Februari 2024.
“Mungkin ini karena ada kejenuhan antara pelaksanaan Pileg, Pilpres dengan Pilkada terlalu berdekatan,” ujarnya.
Misalnya, kata dia, faktor lain seperti daerah-daerah yang memang kandidatnya tidak berasal dari daerah tersebut. Mungkin, lanjut dia, tingkat popularitas lebih rendah sehingga merupakan disinsentif bagi pemilih untuk memilih.
“Tapi apapun itu kita pelajari angka-angkanya menjadi bahan masukan bagi kita ketika nanti akan merevisi sistem Pemilu dan Pilkada. Memang ada tren, sebetulnya Pilkada ini lebih rendah daripada Pilkada atau Pilpres,” jelas dia.