Poltracking: Kenaikan Suara Dharma-Kun Didukung Peralihan Pemilih Nonmuslim RK-Suswono dan Pram-Rano

Poltracking Indonesia
Sumber :
  • Istimewa

Jakarta, VIVA – Poltracking Indonesia mengungkapkan bahwa kenaikan suara pasangan Dharma-Kun di Pilgub Jakarta 2024 dipengaruhi oleh peralihan dukungan dari pemilih nonmuslim yang sebelumnya mendukung Ridwan Kamil-Suswono dan Pram-Rano.

Pengakuan Ketua KPPS dan Petugas TPS di Pinang Ranti Mencoblos 19 Surat Suara

Data Poltracking menunjukkan bahwa pasangan Dharma-Kun berhasil menarik perhatian pemilih yang mencari alternatif dari polarisasi politik yang tajam.

Direktur Poltracking Indonesia, Masduri Amrawi, menjelaskan bahwa raihan signifikan suara Dharma-Kun berasal dari limpahan elektoral pemilih nonmuslim yang terbagi sebelumnya antara RK-Suswono dan Pram-Rano. Dharman-Kun menjadi muara elektoral dari dua kubu yang tampil dengan spektrum politik berbeda.

Penghitungan Sementara Real Count KPUD, Agustiar-Edy Unggul di Pilgub Kalteng

Cagub-cawagub Jakarta nomor urut 2, Dharma Pongrekun-Kun Wardana.

Photo :
  • VIVA.co.id/Mohammad Yudha Prasetya

“Raihan suara 10% Dharma-Kun di Pilgub Jakarta 2024 merupakan hasil limpahan elektoral dari simpul pemilih nonmuslim yang sebelumnya mendukung Ridwan Kamil-Suswono dan Pram-Rano,” ujarnya, Jumat 29 November 2024.

PKS Akui Ada Efek Anies Bantu Kemenangan Pramono-Rano di Pilkada Jakarta

Berdasarkan survei November Poltracking Indonesia, 60,5 persen pemilih nonmuslim memberikan suara kepada Pram-Rano, sementara 23,7 persen memilih RK-Suswono. Dinamika peralihan elektoral terjadi seketika usai RK-Suswono dan Pram-Rano meraih dukungan jelang hari pencoblosan. 

Sementara, Poltracking mencatat bahwa residu polarisasi Pilgub Jakarta 2017 masih masih memberikan dampak terhadap Pilgub 2024. Polarisasi tersebut menciptakan kondisi kontraproduktif bagi para kandidat yang terasosiasi dengan kelompok tertentu.

RK-Suswono mengalami penurunan dukungan dari pemilih nonmuslim akibat persepsi publik terhadap dukungan FPI terhadap pasangan tersebut. Peralihan suara ini menunjukkan bahwa isu-isu politik identitas masih memainkan peran besar dalam dinamika elektoral Jakarta.

"Pada RK-Suswono, peralihan suara pemilih nonmuslim terjadi akibat adanya dampak dukungan FPI Jakarta terhadap pasangan tersebut," jelasnya.

Sementara itu, pasangan Pram-Rano juga menghadapi tantangan besar. Banyak pemilih nonmuslim pasangan nomor urut 3 itu beralih ke Dharma-Kun akibat bergabungnya Anies Baswedan, yang dinilai sebagian pemilih sebagai tokoh yang membawa beban polarisasi politik dari Pilgub sebelumnya.

"Di sisi lain, banyaknya pemilih nonmuslim Pram-Rano beralih pilihan dikarenakan bergabungnya Anies Baswedan,” terangnya.

Dharma-Kun dipandang sebagai pasangan yang lebih netral dan tidak terikat pada konflik polarisasi politik yang terjadi pada Pilgub Jakarta 2017. Pasangan ini memposisikan diri sebagai jalan tengah yang dapat menarik simpati dari berbagai kelompok pemilih.

“Pasangan Dharma-Kun dinilai tidak terikat pada dampak polarisasi Pilgub Jakarta 2017, sehingga lebih diterima oleh pemilih yang lelah dengan politik identitas,” pungkas Masduri.

Poltracking Indonesia juga mencatat pemilih Jakarta semakin rasional dan mencari kandidat yang tidak terasosiasi pada narasi identitas. Hal ini menjadi sinyal bahwa pemilih Jakarta menginginkan perubahan dalam cara politik dijalankan di ibu kota.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya