Diduga Berpihak ke Bobby Nasution di Pilgub Sumut, Rektor USU Bakal Dilaporkan ke Bawaslu

Ketua Tim Hukum Edy-Hasan, Yance Aswin.(B.S.Putra/VIVA)
Sumber :
  • VIVA.co.id/B.S. Putra (Medan)

Jakarta, VIVA – Giliran Rektor Universitas Sumatera Utara (USU), Prof Muryanto Amin bakal dilaporkan ke Bawaslu Sumut atas dugaan cawe-cawe atau keperpihakan terhadap pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sumut nomor urut 1, Bobby Nasution-Surya di Pilkada Sumut 2024.

Keterwakilan Perempuan, Ketua Komisi II DPR: Tahun Ini Puncaknya Khususnya di DPR

Ketua Tim Hukum Edy-Hasan, Yance Aswin mengungkapkan akan melaporkan cawe-cawe Muryanto Amin berstatus aparatur sipil negara (ASN) ke Bawaslu Sumut, Senin besok, 25 November 2024.

"Rektor USU, teman-teman tunggu hari Senin, ada berita bombastis lebih detail dari data yang dimiliki hukum tentang Rektor USU itu," ucap Yance kepada wartawan, di Kota Medan, Sabtu malam, 23 November 2024.

DPR Akan Kaji Usulan Pemilu Nasional dan Lokal tapi Tidak Sekarang

Yance dengan tegas menuding Rektor USU, Prof Muryanto Amin, diduga sebagai otak membuat skenario kemenangan untuk Bobby-Surya di Pilgub Sumut 2024.

Paslon Cagub Cawagub Sumut Bobby Nasution-Surya di Debat Pilgub Sumut

Photo :
  • KPU
Ketua Komisi II DPR Menolak KPU dan Bawaslu Jadi Badan Ad Hoc

Yance mengatakan pihaknya sudah mengantongi sejumlah bukti keterlibatan Muryanto diduga terlibat untuk menenangkan Bobby-Surya di Pilgub Sumut 2024 dan akan disampaikan bukti tersebut, kepada Bawaslu Sumut. 

"Hari ini, silakan dirilis. Beliau otak skenario untuk demokrasi Sumut yang merusak beliau otaknya. Bagaimana urutannya, nanti kita sampaikan dan bagaimana yang terlibat nanti kita sampaikan (di Bawaslu Sumut)," ucap Yance.

Yance mengungkapkan ucapan dan data yang disampaikan kepada Bawaslu Sumut dan kepada publik bisa dipertanggungjawabkan atas keperpihakan Rektor USU diduga untuk menenangkan Bobby-Surya di Pilgub Sumut 2024.

"Nanti rilisnya Senin, Tim Hukum Edy-Hasan bertanggungjawab atas data yang dikeluarkan," ucap Yance.

Sementara itu, Calon Gubernur Sumut nomor urut 2, Edy Rahmayadi mengungkapkan jangan biarkan dirinya melawan sendiri. Karena, demokrasi di Pilgub Sumut 2024, berjalan semestinya, bukan diatur sesuka hati oknum-oknum tersebut. 

"Karena demokrasi milik kita, bukan milik kami. Apa lagi, milik dia. Kalau seperti ini terus, yang sengsara adalah kita. Bukan dia, kita yang sengsara. Ini harus kita perbaiki," ucap Edy Rahmayadi. 

Sementara itu, Rektor USU, Prof Muryanto Amin saat dikonfirmasi dan dihubungi VIVA melalui telepon seluler atas bakal dilaporkan Tim Hukum Edy-Hasan ke Bawaslu Sumut dugaan cawe-cawe dan keperpihakan dirinya ke Bobby-Surya di Pilgub Sumut, belum merespon. 

Berdasarkan data dihimpun, antara Muryanto Amin dan Bobby Nasution diduga memiliki kedekatan sejak sang menantu Joko Widodo itu, memutuskan maju di Pilkada Kota Medan 2020, lalu. 

Keperpihakan Muryanto Amin kepada Bobby Nasution, diduga orang nomor satu di Kampus USU itu, menjadi konsultan politik Bobby-Surya di Pilgub Sumut 2024.

Rektor USU, Prof Muryanto Amin berdialog bersama BEM USU bahas kenaikan UKT.(B.S.Putra/VIVA)

Photo :
  • VIVA.co.id/B.S. Putra (Medan)

Hal ini, menjadi sorotan mahasiswa USU yang menggelar unjuk rasa menyoroti dugaan keperpihakan Muryanto kepada Bobby-Surya di Pilgub Sumut 2024. Demo itu, berlangsung di depan Gedung Majelis Wali Amanat (MWA) di kampus USU, Senin 18 November 2024.

Mahasiswa tersebut, menuntut kepada MWA untuk segera memeriksa Rektor USU, Prof. Muryanto Amin diduga melakukan cawe-cawe, yang menguntungkan salah satu paslon Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sumut. 

Selain Muryanto, mahasiswa USU juga menyoroti Wakil Rektor II USU, M.Arifin Nasution dan Dekan FISIP USU, Hatta Ridho, yang diduga melakukan cawe-cawe di Pilgub Sumut 2024.

Koordinator Aksi mahasiswa, Fahrurozi mengungkapkan tindakan Rektor USU, terlibat politik praktis pada Pilgub Sumut 2024 tidak bisa ditolerir lagi. Rektor terkesan menyeret kampus ke ranah politik praktis. 

Bahkan diduga fasilitas kampus seperti rumah dinas digunakan untuk kepentingan politik. Seperti simulasi debat publik Pilgub Sumut 2024 dan pertemuan-pertemuan politik di lingkungan kampus.

"Terdengar kabar bahwasannya rumah dinas Bang Muri ini, dipakai sebagai tempat untuk gladinya satu pasangan (calon Gubernur) tertentu," kata Fahrurozi.

Dengan itu, mahasiswa mendesak MWA segera memeriksa dan mencopot Muryanto Amin sebagai rektor. Sebab, sambung, Rozi, keterlibatan rektor pada Pilgubsu 2024 ini telah mencederai netralitas kampus.

“Banyak sekali rambu-rambu UU dan peraturan dilanggar rektor, salah satunya UU ASN, karena itu kami 2X24 jam MWA harus melakukan langkah konkrit dalam kasus ini, bila tidak mahasiswa akan melakukan aksi serupa,” kata Rozi disambut teriakan seluruh mahasiswa. 

Rozi mengatakan, beberapa hari terakhir, banyak elemen dan organisasi mahasiswa menyampaikan kegelisahan dan keresahan atas sikap dan tindak rektor USU tersebut. Mereka menyebut, tindakan rektor USU telah menyimpang dan menyalahgunakan kedudukannya demi kepentingan politik praktis.

“Sebagai rektor, Muryanto Amin seharusnya menjaga netralitas perguruan tinggi, sebab ini merupakan prinsip fundamental sebuah universitas,” tutur Rozi.

Menurut mahasiswa, aksi ini merupakan 'peringatan keras' kepada Muryanto Amin atas keresahan mahasiswa dan masyarakat luas. ”Ini merupakan seruan moral yang dikumandangkan mahasiswa sebagai agen perubahan,” teriak mahasiswa.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya