Seru, Adu Gagasan Andika Perkasa Vs Ahmad Luthfi soal Penanganan Kaum Disabilitas

Cagub Cawagub Jateng Andika-Hendi di Debat Pilkada Jateng 2024
Sumber :
  • Teguh Joko Sutrisno

Semarang, VIVA – Debat Pemilihan Gubernur Jawa Tengah Tahap Ketiga di Muladi Dome Kota Semarang berlangsung cukup menggigit. Hal itu terjadi saat panelis memberikan pertanyaan kepada paslon nomor urut 01 Andika Perkasa-Hendrar Prihadi. Salah satunya terkait penanganan kaum disabilitas.

Tim Cawalkot Bogor Atang-Annida Dukung Bawaslu Awasi Hoaks Jelang Masa Tenang

Jawaban Andika Perkasa kemudian ditanggapi Ahmad Luthfi. Dari situ terjadi adu gagasan yang cukup menggigit dan seru.

Andika Perkasa menyebut bahwa ada sebanyak 118 ribu penyandang disabilitas di Jawa Tengah. Maka pendidikan untuk anak disabilitas tidak hanya dibebankan pemerintah, tapi juga mesti menjadi perhatian semua termasuk swasta. 

Ditanya Andika soal Pengembangan Pariwisata Jateng, Ahmad Luthfi Bakal Buat Wisata Ramah Muslim

Caranya dengan memberikan insentif dan relaksasi kepada pihak swasta seperti pengusaha maupun perusahaan. Dari situ maka pihak swasta akan terdorong untuk mendirikan sekolah dan memberikan lapangan kerja bagi disabilitas. 

"Kita memberikan insentif kepada pengusaha dan perusahaan. Dengan insentif, dengan relaksasi mereka akan terdorong untuk membantu kaum disabilitas. Sehingga kebutuhan siswa dan disabilitas yang diserap ke swasta meningkat. Insentif ke perusahaan memang perlu dilakukan," ungkapnya.

Hendrar Janjikan Siswa SMA/SMK Magang di Luar Negeri jika Menang Pilgub Jateng 2024

Andika Perkasa menambahkan, pihak swasta juga punya misi sosial. Sehingga relaksasi dapat mendorong perusahaan mendirikan sekolah disabilitas. Juga menyerap tenaga kerja disabilitas.

"Dengan begitu kaum disabilitas  juga didorong produktif dan tidak terlalu mengandalkan pada orang lain," tegasnya. 

Gagasan Andika itu kemudian mendapatkan tanggapan dari Ahmad Luthfi dengan menyampaikan gagasan mereka. Ia menyebut akan membangun SLB yang banyak dan menambah guru pendidikan khusus untuk disabilitas. 

"Prinsip disabilitas dan kita adalah sama. Jadi, tidak ada lagi kekerasan, diskriminasi, dan eksploitasi disabilitas. Kita harus dampingi kalau ada masalah. Masing kecamatan kita berikan perlindungan disabilitas. Kita latih ketrampilan. Kita dampingi permodalan. Sehingga di rumah-rumah disabilitas mereka mendapat  bekerja. BUMD harus menyerap disabilitas. Disabilitas harus tanpa antri di kesehatan dan di tempat umum lainnya. Dan Rumah Gubernur adalah rumah disabilitas," tegasnya.

Andika pun mendapat kesempatan menanggapi balik. Ia menyebut bahwa membangun SLB memang perlu, tapi insentif dan relaksasi kepada perusahaan juga harus tetap difasilitasi agar medukung disabilitas.

Laporan: Teguh Joko Sutrisno 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya