Bingungnya Bang Ijub, Baru Sebulan Jabat Ketua DPRD Kuansing Langsung Dicopot Gerindra

Ilustrasi/Simpatisan dan kader Partai Gerindra.
Sumber :
  • VIVAnews/Anhar Rizki Affandi

Kuansing, VIVA – Nasib miris menimpa Juprizal, Ketua DPRD Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing) Riau yang baru saja dilantik menjadi Ketua DPRD pada awal Oktober 2024. Namun Surat Keputusan DPP Partai Gerindra yang diserahkan DPD Partai Gerindra Riau akhir Oktober 2024 lalu di Pekanbaru membuat masa kepemimpinannya terancam hanya seumur jagung.

Bupati Kepulauan Seribu Junaedi Meninggal Dunia

Juprizal adalah anggota DPRD Kuansing sejak pemilu 2009. Pada pemilu pertama yang diikuti Partai Gerindra tersebut, dia mendapatkan satu-satunya kursi hingga kini Partai Gerindra menguasai DPRD Kuansing dengan 9 kursi dari 35 kursi.

Sebagai generasi awal kader partai di Kuansing, kiprah Bang Ijub - demikian panggilan akrabnya - tentu tidaklah bisa dipandang sebelah mata. Pengorbanannya bahkan patut diacungi jempol ketika merelakan kursi Ketua DPC Partai Gerindra kepada Suhardiman Amby, Bupati Kuansing dan mendampingi Suhardiman sebagai sekretaris DPC.

Di Depan Jaksa Agung, Politikus Gerindra Sebut Penetapan Tersangka Tom Lembong Terburu-buru

Pengorbanan tersebut berbuah manis ketika perolehan 4 kursi DPRD hasil pemilu 2019 yang mengantarkannya menduduki Wakil Ketua DPRD periode lalu, melonjak 125% sekaligus mematahkan dominasi Partai Golkar yang demikian dominan dari pemilu ke pemilu. 

Dapat Kepercayaan dari Prabowo, Ansar-Nyanyang Dinilai Mampu Pimpin Kepri

Pada pemilu lalu, duet Suhardiman-Juprizal sukses memastikan kemenangan 58 persen pasangan Prabowo-Gibran di Kuansing.

Bagi Juprizal, SK pemberhentian menjadi Ketua DPRD tentu saja ibarat petir di siang bolong. Sebagai figur politisi santun dan enggan berkonflik serta selalu disiplin menjalankan perintah partai, tentu saja Juprizal dipenuhi tanda tanya alasan pemberhentian dirinya.

"Partai Gerindra adalah partai pertama saya, figur Prabowo juga menjadi alasan saya bergabung Partai Gerindra, sehingga jika alasannya menyangkut isu loyalitas dan kedisiplinan tentunya membuat bingung para kader di bawah," tutur Juprizal.

Juprizal bertambah bingung mengingat dia tidak sedang menghadapi kasus hukum, dan tidak juga sedang dalam sorotan isu moral dan etika.

Sebagai kader partai, dia sepenuhnya menghormati apapun keputusan partai, sehingga mendorong dia berupaya mempertanyakan alasan pemberhentian dirinya melalui Majelis Kehormatan Partai (MKP) Partai Gerindra.

"Saya hanya ingin melegakan diri, agar mendapat penjelasan langsung alasan pemberhentian, sembari berharap diberi kesempatan memberikan informasi yang berimbang agar jika ada kesalahfahaman bisa diluruskan. Selebihnya, kepatuhan saya pada perintah partai jangan pernah dipertanyakan," katanya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya