Arti Pepatah Jawa yang Diucapkan Ahmad Luthfi saat Debat Kedua Pilgub Jateng

Cagub Jateng nomor urut 2 Ahmad Luthfi.
Sumber :
  • YouTube KPU Jateng

Jawa Tengah, VIVA – Dalam closing statement debat kedua Pilgub Jawa Tengah, pada Minggu, 10 November 2024, calon Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi menekankan pentingnya pemimpin yang mampu menjadi penghubung bagi semua kalangan.

Bawaslu Telusuri Video Presiden Prabowo dan Pasangan Calon Luthfi-Taj Yasin di Jateng

Luthfi pun mengutip pepatah Jawa, "Ibu bumi kang di tresnani, ibu bumi ingkang bakal jangkepi” yang berarti jika bumi dicintai, bumi akan mencukupi.

Pesan ini menjadi simbol dari konsep hubungan antara manusia dan alam sebagai dasar pembangunan di Jawa Tengah.

Bank bjb Tawarkan SBN Ritel ST013 dengan Imbal Hasil Hingga 6,50%

“Pemimpin Jawa Tengah harus memiliki kemampuan menghubungkan beragam sektor dan pihak. Menghubungkan pemerintah pusat dengan daerah, menyelaraskan pembangunan Jawa Tengah Utara dengan Selatan, menghubungkan petani yang bersubsidi pupuk, dengan nelayan yang bersubsidi solar, mengaitkan potensi daerah dengan investasi, dan menjembatani produk unggulan desa dengan konsumen yang lebih luas,” kata Luthfi.

Cagub dan Cawagub Jateng Ahmad Luthfi-Taj Yasin

Photo :
  • Teguh Joko Sutrisno
Eks Ketua Cipayung Bakal Gaet Pemilih Anak Muda untuk Menangkan Luthfi-Yasin di Pilgub Jateng

Calon Gubernur nomor urut 2 itu juga menyoroti perlunya solusi untuk permasalahan tenaga kerja dan lingkungan. 

“Penting bagi pemimpin untuk menghubungkan pencari kerja dengan lapangan kerja, serta mengolah masalah sampah melalui ekonomi sirkular yang dapat membawa manfaat bagi semua pihak,” paparnya.

Dalam kesempatan yang sama, Luthfi menegaskan bahwa Jawa Tengah membutuhkan pemimpin yang dekat dengan masyarakat, yang memahami keseharian dan kebutuhan berbagai golongan.

Menurutnya, pemimpin harus mengenal petani dan nelayan, akrab dengan anak muda dan pengusaha di Jepara, Magelang, serta Solo Raya.

Tidak hanya itu, seorang pemimpin, harus mengenal para sesepuh yang membatik di Pekalongan, hingga memahami keseharian mbok penjual daun pisang di pasar.

Dengan komitmen memperjuangkan aspirasi dan kebutuhan setiap lapisan masyarakat, Luthfi berharap, di bawah kepemimpinan yang mengedepankan kebersamaan, suara masyarakat Jawa Tengah dapat lebih didengar dan tidak terabaikan. 

“Pemimpin sejati adalah mereka yang ngopeni atau merawat, sehingga mampu melakoni atau menjalankan tugasnya bagi kemajuan daerah,” pungkasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya