Debat Pilkada, Edy Rahmayadi dan Bobby Nasution Saling Sindir soal Bus Listrik di Medan
- VIVA.co.id/B.S. Putra (Medan)
Sumatera Utara, VIVA – Debat kedua Pilkada Sumatera Utara, diwarnai saling sindir dan bantah membantah data yang disampaikan kedua pasangan calon. Terutama antara cagub Edy Rahmayadi dengan cagub Muhammad Bobby Afif Nasution.
Di awal debat berlangsung, kedua cagub itu sudah mulai saling serang. Bermula saat Edy memaparkan terkait dengan transportasi massal di Sumatera Utara. Ia mengatakan, pemerintah harus hadir menyiapkan ini, bahkan harus yang ramah lingkungan.
Edy mengatakan,mengatakan transportasi massal ini harus menjawab kebutuhan rakyat terutama konektifitas antar provinsi dan kabupaten. Edy juga menyinggung terkait perbaikan jalan untuk mendukung transportasi tersebut. Tapi harus jelas menurutnya, mana jalan yang tugas pemerintah provinsi hingga kabupaten dan ke bawahnya.
"Ini harus jelas jangan nanti berbicara jalan itu sampai ke desa desa, jalan desa pekerjaannya  kepala desa, pekerjaannya kecamatan, pekerjaannya kabupaten, bukan urusan gubernur tapi mengkoordinir untuk tercapainya itu," jelas Edy.
Saat Bobby Nasution mendapat giliran menanggapi, dia langsung menyinggung kalau rumah Edy sebenarnya bisa menggunaka bus listrik yang disiapkan oleh Pemerintan Kota Medan dimana Bobby adalah wali kota. Bobby mengaku jumlahnya nanti juga akan ditambah dan menjadi bus listrik semuanya karena sudah ramah lingkungan. Bahkan ia mengaku ke depan akan ditambah.
"Jadi nggak perlu lima tahun pak itu akan kita lakukan," katanya.
Bobby juga menyindir keinginan Edy untuk menyiapkan transportasi antar daerah. Tapi bagi Bobby, kalau itu dilakukan dia khawatir moda transportasi itu akan rusak karena jalannya yang banyak rusak. Untuk itu, menurutnya perbaikan infrastruktur harus diutamakan.
Dalam kesempatan berikutnya, Edy balas menyindir Bobby terkait bus listrik yang dibangga-banggakannya itu. "Saya tahu ada 9 bus listrik di Kota Medan ini. Harusnya penyerahannya dari Jakarta itu gubernur yang diajak di situ," kata Edy disambut riuh para pendukungnya.
Karena menurutnya dari gubernur baru kemudian diserahkan ke wali kota. Karena itu, ia mengaku hingga saat ini masih ada persoalan yang belum terselesaikan terkait itu. Dia juga menjawab Bobby yang menyebut dirinya bisa menggunakan bus listrik dari kediamannya. Menurutnya, bus yang diutarakan Bobby tersebut hanya terisi 20 persen alias sepi penumpang.
"Kenapa, karena lebih cepat menggunakan kendaraan yang lain daripada menggunakan bus listrik tersebut. In perlu kajian bukan sekedar mengadakan kendaraan, semua bisa kita lakukan. Kedua jalan yang rusak masih di lingkup Kota Medan. Karena bus listrik hanya berputar di Kota Medan, Kota Medan masih perlu perbaikan jalan itulah yang harus diselesaikan ke depan," jelas Edy.
Namun Bobby kembali menyindir Edy, yang menurutnya salah data. Bobby yang juga menantu Presiden RI ke-7 Jokowi itu, kalau bus listrik tersebut bukan bantuan dari pemerintah pusat. Sehingga tidak harus melalui gubernur dulu.
"Bus listrik itu pak bukan dari pusat pak, kami Pemerintah Kota Medan bekerja sama dengan swasta pak," jelas Bobby.
Kerja sama yang dilakukan tersebut adalah dengan menggandeng pihak swasta, oleh Pemerintah Kota Medan. Bobby mengaku pihaknya yang mencari sendiri investor. "Kalau mau diserahkan ke provinsi, ngomong baik-baik lah pak ke wali kota," katanya.