TGB Blak-blakan Keluar Perindo karena Dukung Zul-Uhel di Pilgub NTB: Pemimpin Butuh 2 Periode
- VIVA.co.id/Satria Zulfikar (Mataram)
Lombok, VIVA – Tuan Guru Bajang (TGB) Muhammad Zainul Majdi mengungkapkan alasannya keluar dari Partai Perindo. Secara implisit Ketua Umum Pengurus Besar (PB) Nahdlatul Wathan Diniyah Islamiyah (NWDI) ini menjelaskan bahwa tidak mendukung kakak kandungnya Sitti Rohmi Djalillah – yang didukung Perindo di Pilgub NTB 2024.
“Saya juga berstatment NWDI tidak mendukung Rohmi-Firin, kenapa saya berstatement seperti itu karena memang faktanya seperti itu,” kata TGB baru-baru ini.
“Jadi memang NWDI sebagai organisasi tidak mendukung Rohmi-Firin sebagai pasangan calon gubernur. Tidak pernah ada dukungan itu. Sekarang saya statement-kan lagi karena ini perlu agar tidak menjadi missunderstanding (kesalahpahaman),” ujarnya.
Pernyataan TGB ini serupa dengan pernyataan di Islamic Center NTB pada 24 Mei lalu. Dia juga menegaskan tidak mendukung Rohmi-Firin di Pilgub NTB 2024. Pernyataan saat ini bentuk konsistensi dukungan sikap di Pilgub NTB 2024.
TGB memberi sinyal mendukung paslon nomor urut 1 Zulkieflimansyah-Suhaili Fadhil Thohir (Zul-Uhel) di Pilgub NTB 2024 dengan alasan idealnya pemimpin itu menduduki jabatan dua periode untuk dapat menyukseskan program-programnya.
“Pengetahuan data, survei di mana-mana memperlihatkan pemimpin itu butuh rentang waktu kalau dalam bahasa kita dua periode. Termasuk kepemimpinan nasional kita, supaya apa yang dia gagas lebih sempurna, apa yang dia bangun itu bisa dituntaskan,” katanya.
TGB mengatakan hal tersebut karena berdasarkan pengalaman memimpin NTB selama dua periode, dari 2008 hingga 2018. “Pengalaman saya pribadi ketika dulu memimpin NTB selama 10 tahun, 2008 sampai 2018 memang saya rasakan betul bahwa saya sebagai pemimpin butuh dua periode,” ujarnya.
“Banyak hal yang dituntaskan di periode kedua pondasinya sudah ada di periode pertama,” kata TGB.
Dia mencontohkan beberapa hal yang berkaitan dengan periode pertama dapat dikerjakan pada periode kedua.
“Konversi Bank NTB menjadi bank syariah itu di periode pertama kita gagas. Kemudian wisata halal termasuk pembenahan infrastruktur,” ujar dia.
Butuh Dua Periode
TGB menegaskan bahwa pemimpin idealnya membutuhkan waktu dua periode untuk menyempurnakan apa yang telah digagas sebelumnya.
“Jadi pengalaman saya pemimpin memang butuh dua periode karena itu saya sampaikan waktu itu saya dukung Zul-Rohmi, walaupun sekarang sudah tidak relevan bahwa Zul tidak sama Rohmi, saya melihat dan meyakini bahwa pemimpin itu butuh dua periode,” ujar dia.
Pernyataan TGB ini sama persis seperti yang diutarakan Pengamat Politik Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram, Ihsan Hamid.
Ihsan menilai bahwa TGB memahami untuk melihat hasil dari paket Zul-Rohmi butuh transisi kepemimpinan selama 10 tahun. Apalagi saat transisi kepemimpinan 2018 lalu, Zul-Rohmi memimpin dengan diwarnai bencana gempa bumi dan covid, sehingga membutuhkan waktu lebih untuk melihat hasil yang lebih baik.
“Beliau (TGB) memahami secara ideal sirkulasi kepemimpinan itu 10 tahun baru terlihat hasil. Apalagi era Zul-Rohmi kemarin banyak juga hasil kepemimpinan mereka,” kata dia.
Ihsan melihat TGB saat ini baik selaku politisi maupun individu mengarahkan dukungan mendukung Zulkieflimansyah di Pilgub NTB, meskipun pihak Rohmi selaku kakak kandung TGB sekuat tenaga menafsirkan TGB bersikap netral namun berbeda jauh dengan realita yang ada bahwa TGB mendukung Zulkieflimansyah.
“Karena sejak awal TGB tidak ingin paket Zul-Rohmi pecah. Mundurnya beliau dari Perindo dapat dikatakan sebagai sikap kedewasaan dalam politik dan sebagai bentuk konsistensi TGB dengan sikap awal,” ujarnya.
Sebagai informasi ada tiga Calon Gubernur dan Wakil Gubernur NTB 2024. Nomor urut 1 adalah kakak kandung TGB Sitti Rohmi Djalillah berpasangan dengan Musyafirin (Rohmi-Firin).
Kemudian nomor urut 2 sahabat TGB yakni Zulkieflimansyah berpasangan dengan Suhaili (Zul-Uhel). Kemudian terakhir Lalu Muhammad Iqbal berpasangan dengan Indah Dhamayanti Putri (Iqbal-Dinda).