Ahmad Muzani Sebut Pertemuan Prabowo dan Ketum Parpol KIM Tak Bahas Pembelotan Kader
- VIVA.co.id/Yeni Lestari
Jakarta, VIVA – Presiden Prabowo Subianto mengumpulkan para Ketua Umum partai politik (parpol) KIM Plus di Istana Negara pada Jumat, 1 November 2024. Pertemuan itu tidak membahas terkait 7 anggota parpol KIM Plus yang mendukung Pramono Anung-Rano Karno di Pilgub Jakarta.
"Enggak (tidak bahas pembelotan), tadi pure membahas negara bangsa dan masyarakat," ujar Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Gerindra, Ahmad Muzani kepada wartawan di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta.
Muzani mengaku, dalam pertemuan itu hanya makan siang dan berdiskusi dengan para ketua umum parpol KIM Plus.
"Tadi makan-makan, setelah Jumatan beliau ingin mendengar banyak hal dan diskusi itu ya. Ketawa-ketawa ringan, bercanda, dan sekali-sekali diskusi yang berat, yang ringan semua dibicarakan, brainstorming lah ya," kata Muzani.Â
Muzani berharap agar pertemuan Presiden Prabowo dengan para ketua umum parpol pendukung bisa dilakukan secara rutin. Namun, kata dia, pertemuan itu juga harus menyesuaikan jadwal Prabowo.
"Harapannya ini bisa menjadi sebuah pertemuan rutin pada Jumat, bagi teman-teman yang berkesempatan hadir. Harapannya iya, tapi kan tentu saja disesuaikan dengan kesibukan beliau dan jadwal beliau," ujarnya.
Sebelumnya, Presiden RI Prabowo Subianto mengumpulkan ketua umum partai politik pendukungnya di Istana Kepresidenan Jakarta pada Jumat, 1 November 2024 siang. Agenda pertemuan itu karena diundang Prabowo.
Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN), Zulkifli Hasan alias Zulhas mengatakan hal itu merupakan pertemuan mingguan ketua umum partai politik dengan Prabowo. "Biasa mingguan diundang Pak Presiden," kata Zulhas di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta.
Zulhas mengatakan, semua ketua umum partai politik KIM Plus diundang. Selain itu, Ketua Harian DPP Gerindra Sufmi Dasco Ahmad dan Sekjen DPP Gerindra Ahmad Muzani juga diundang dalam pertemuan tersebut.
"Iya, ketum parpol semua, ada juga Pak Dasco, Pak Muzani, Pak AHY (Ketum Demokrat), Pak Bahlil (Ketum Golkar), Cak Imin (Ketum PKB), Ketum PKS, semua," ujar Zulhas.